Brilio.net - Parutan adalah alat dapur yang sering digunakan untuk mengolah berbagai bahan. Entah itu parut wortel untuk bakwan, kelapa untuk santan, atau keju untuk topping makanan, alat kecil ini selalu berguna. Tapi, justru karena sering dipakai, banyak orang juga pernah mengalami jari yang tergores atau kulit yang luka gara-gara parutan.
Luka kecil memang kelihatan sepele, tapi cukup bikin aktivitas masak jadi tidak nyaman. Terutama kalau setelahnya harus mengolah cabai, jeruk, atau cuka, rasanya bisa perih banget. Supaya kejadian seperti itu nggak terulang, kamu bisa coba cara pakai parutan yang lebih aman dan nyaman.
Aksi warganet tunjukkan fungsi lain parutan untuk memasak, ide cemerlang saat tak ada saringan kukusan
Kenapa Parutan Bisa Jadi “Perangkap” Jari di Dapur?
Kalau dilihat lebih dekat, permukaan parutan terdiri dari deretan lubang tajam yang memang dirancang untuk mencacah bahan makanan. Masalah muncul ketika bahan yang diparut makin menipis, jari otomatis makin dekat ke permukaan parutan. Di sinilah risiko luka sering terjadi.
Belum lagi kalau parutan dipakai dengan posisi berdiri atau tanpa alas yang stabil. Tangan jadi sulit dikendalikan, bahan gampang terpeleset, dan jari bisa tergesek kapan saja. Tapi tenang, semua ini bisa dicegah dengan cara sederhana.
Ini Cara Pakai Parutan Biar Nggak Luka Jari
Berikut beberapa trik simpel tapi efektif agar proses memarut tetap lancar dan bebas luka:
Trik mudah menghilangkan karat di parutan kelapa agar aman dipakai lagi dengan 1 bahan minuman
1. Gunakan Parutan dalam Posisi Miring
foto: Freepik/pch.vector
Letakkan parutan dalam posisi miring di atas talenan atau mangkuk. Posisi ini lebih ergonomis dan memudahkan kontrol tangan saat memarut.
2. Parut ke Arah Satu Sisi
Lakukan gerakan dari atas ke bawah saja. Gerakan satu arah mengurangi risiko bahan terpental dan tangan kehilangan keseimbangan.
3. Gunakan Alat Bantu atau Peralatan Seadanya
Saat bahan makin kecil, jangan paksakan lanjut. Gunakan:
- Garpu atau penjepit kecil
- Tongs dapur
- Sarung tangan dapur atau plastik bersih
Atau pilih parutan yang sudah dilengkapi pelindung jari bawaan.
4. Pilih Parutan yang Stabil
Gunakan parutan yang memiliki pegangan kuat dan alas antislip agar tidak bergeser saat digunakan.
5 FAQ Penting Seputar Parutan yang Jarang Dibahas
1. Kenapa hasil parutan kadang terlalu basah atau berair?
Parutan menghasilkan gesekan cukup tinggi yang bisa memicu keluarnya cairan alami dari bahan makanan, terutama pada sayuran seperti mentimun, kentang, atau wortel. Kalau ingin hasil parutan lebih kering:
- Gunakan parutan dengan lubang besar
- Peras hasil parutan dengan kain bersih
- Parut dengan tekanan ringan agar air tidak terlalu keluar
2. Apa bedanya parutan halus, sedang, dan kasar untuk hasil masakan?
Setiap jenis parutan menghasilkan tekstur berbeda:
- Halus: cocok untuk keju parmesan, jahe, kulit jeruk (zest), dan bumbu
- Sedang: ideal untuk wortel, kentang, dan keju cheddar
- Kasar: lebih cocok untuk kelapa, ubi, atau sayur yang akan digoreng
Memilih tekstur yang sesuai bisa pengaruh besar terhadap rasa dan tampilan masakan.
3. Bolehkah parutan digunakan untuk bahan beku?
Boleh, tapi ada catatannya. Memarut bahan yang setengah beku justru bisa lebih mudah, misalnya untuk mentega atau keju, karena tidak terlalu lembek. Tapi hindari bahan yang benar-benar keras membeku karena bisa merusak parutan atau membuat tangan kehilangan kontrol.
4. Bagaimana cara menyimpan parutan agar tetap tajam dan awet?
- Simpan parutan dalam posisi berdiri atau tergantung di rak dapur agar mata parut tidak tergesek benda lain
- Jangan ditumpuk dengan peralatan lain di dalam laci
- Lap hingga benar-benar kering sebelum disimpan, terutama parutan logam
- Hindari mencuci parutan dengan bagian kasar dari spons cuci piring
5. Apakah parutan bisa digunakan untuk menghaluskan bahan seperti tomat atau apel?
Bisa, tapi pilih parutan halus dan siapkan wadah yang cukup besar karena bahan seperti tomat dan apel cenderung berair dan lembut. Untuk hasil yang lebih halus seperti saus, sebaiknya gunakan blender atau food processor. Tapi untuk tekstur kasar (misalnya topping salad atau campuran adonan kue), parutan tetap bisa diandalkan.