Brilio.net - Wine merupakan salah satu jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi masyarakat hampir di seluruh dunia. Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di daerah dengan suhu dingin, minum wine bisa membuat tubuh menjadi hangat.

Kalau yang kita tahu wine hanya bisa diminum, ternyata bisa juga diolah jadi bahan makanan, lho. Produk bernama wine flour ini merupakan inovasi baru yang tengah menjadi perbincangan hangat. Dilansir brilio.net dari Food & Wine, Kamis (7/9), wine flour ini terbuat dari sisa anggur yang sering dijumpai setelah proses pembuatan wine selesai.

Salah satu jenis wine flour yang kini diproduksi oleh Hillary Niver-Johnson, lulusan SUNY College of Environmental Science Forestry, digunakan sebagai suplemen kue, yang berfungsi untuk memperkaya cita rasanya.

Kendati demikian, masih banyak pembeli yang salah kaprah bahwa wine flour ini dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Padahal, fungsi bahan makanan ini hanya untuk memperkaya nutrisi yang terdapat pada kue kering dan olahan pastry lainnya.

"Tepung ini mengandung serat, protein, antioksidan, vitamin, dan mineral yang sangat tinggi. Karena serat dan protein yang terkandung dalam setiap pon tepung mencapai 150 gram serat dan 150 gram protein. Jadi kamu hanya perlu menambahkan sedikit wine flour untuk mendapatkan warna, rasa dan nutrisi yang idea," jelas Niver-Johnson.

Cooking Light sempat menguraikan bagaimana tepung berwarna ungu itu. Berdasarkan penelusurannya, sisa uang anggur yang disebut pomace akan dipanen, lalu benih dan kulitnya akan dipisahkan sebelum digiling dan dicampurkan beberapa bumbu tambahan lainnya hingga menghasilkan tepung berkualitas. Mereka juga menambahkan bahwa wine flour juga dapat digunakan untuk membuat pasta dan bahkan granola bars.

Niver-Johnson kini mendirikan sebuah toko khusus wine flour di kampung halamannya di Hector, New York, yang dikelilingi oleh perkebunan anggur. Ia meminta para petani setempat untuk memberikannya sisa anggur daripada harus membuangnya ke tempat sampah.

Hingga saat ini, Niver berhasil menjual tepung hasil produksinya hingga New York Utara dan California. Ia juga membuat olahan tepung yang mirip dengan produk merlot, riesling, cabernet, dan pinot noir. Untuk memproduksi tepung unik tersebut, Niver-Johnson hanya dibantu oleh tiga orang karyawan. Ia berharap bisa segera menjual produknya di berbagai pusat perbelanjaan di Amerika maupun di dunia.