Sering dianggap sama, ini bedanya tumis, oseng, dan cah
Diperbarui 5 Apr 2021, 16:43 WIB
Diterbitkan 5 Apr 2021, 21:00 WIB
Brilio.net - Masakan dengan teknik menumis, oseng, serta cah banyak digemari karena dinilai praktis dan tanpa waktu lama. Selain menggugah selera, cita rasa lezat olahan masakan ini bisa diaplikasikan ke beragam menu hidangan. Cukup memakai satu bahan dasar sederhana seperti sayur misalnya, sudah bisa jadi menu masakan istimewa.
Nah, cara memasak tumis, oseng, dan cah dimatangkan dengan sedikit minyak. Diolah dengan cara yang sama, sebab itu tak sedikit masyarakat menyamakan ketiganya. Namun demikian, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara tumis, oseng, dan cah.
Sering dianggap sama, berikut beberapa perbedaan ketiga teknik memasak ini seperti brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Senin (5/4).
Masakan tumis.
foto: Instagram/@nindriany17
Tumis adalah perpaduan masakan oseng khas Indonesia dan oriental cah. Bumbu sederhana yang dipakai seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai diiris halus. Kemudian ditumis bersama garam, gula, serta bumbu penyedap.
Menu tumisan bisa ditambah dengan saus tiram, kecap asin, atau sejenisnya. Dalam proses memasak, supaya matang dengan sempurna, tumisan juga bisa ditambahkan air lalu dimasak hingga matang dan kuah menyusut. Terkait rasa, masakan tumis cenderung memiliki rasa asin dan cenderung manis.
Masakan oseng.
foto: Instagram/@vhe.veronicaa
Masakan oseng berasal dari Indonesia menggunakan bumbu rempah lokal. Mulai dari bawang putih, jahe, lengkuas, lada, bawang merah, dan lain sebagainya. Masakan oseng menggunakan minyak lebih sedikit dibanding dengan tumis maupun cah. Soal rasa, masakan oseng lebih dominan asin cenderung pedas.
Masakan cah.
foto: Instagram/@lisna_lisnawati71
Cah merupakan teknik memasak tumisan dengan gaya oriental. Meski semua jenis bahan bisa dipraktikkan jadi cah, namun biasanya teknik ini dipakai untuk memasak perpaduan antara sayur dan bahan protein, misalnya cah sawi bakso dan cah kangkung telur.
Masakan cah lebih banyak memakai bumbu seperti jahe, bawang bombay, dan bawang putih. Saat memasak cah, supaya aromanya lebih pekat, tambahkan minyak wijen sedari awal masak atau terakhir sebelum diangkat. Cah punya rasa asin dan gurih yang berasal dari saus serta kecap tambahan.
(brl/mal)
RECOMMENDED ARTICLES
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas