Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu
Diperbarui 28 Okt 2025, 19:52 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2025, 05:10 WIB
Brilio.net - Setiap musim hujan tiba, isu tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu muncul dan bikin waswas banyak orang. Nyamuk mulai bermunculan, genangan air di halaman jadi perhatian, dan hampir setiap minggu terdengar kabar ada yang terkena DBD di sekitar lingkungan rumah. Padahal, penularan penyakit ini nggak sesederhana yang dibayangkan. Banyak yang mengira sumbernya cuma dari air menggenang, padahal faktanya jauh lebih kompleks dan bisa terjadi tanpa disadari.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), DBD masih menjadi salah satu masalah kesehatan global paling serius dengan lebih dari 100 juta kasus setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kasus DBD terus muncul hampir di setiap musim hujan, terutama di wilayah padat penduduk. Maka dari itu, penting banget untuk tahu bagaimana sebenarnya DBD bisa menular, bukan hanya agar bisa mencegah, tapi juga supaya lebih peduli menjaga lingkungan sekitar.
Selain itu, tren kasus DBD di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 56.000 kasus DBD dan 250 kematian. Angka ini menunjukkan perlunya penguatan strategi penanggulangan di berbagai lini, termasuk edukasi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan dasar. Kondisi ini menunjukkan bahwa pencegahan tidak bisa hanya bergantung pada fogging atau obat nyamuk, tapi juga pada kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memahami cara penularannya.
DBD adalah ancaman yang bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Dengan memahami cara penularan dan faktor pemicunya, risiko penyebaran bisa ditekan. Karena itu, artikel ini akan mengulas 10 fakta penting tentang penularan DBD yang sering disepelekan tapi ternyata sangat krusial untuk diketahui. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (28/10).
Kenali 10 fakta Seputar Penularan DBD yang Kerap Luput dari Perhatian
1. Nyamuk DBD paling aktif di pagi dan sore hari
penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber
Menurut penjelasan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue lebih aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, bukan malam seperti nyamuk biasa. Artinya, risiko gigitan justru lebih tinggi saat kamu beraktivitas di rumah atau sekolah pada siang hari. Jadi, jangan lupa gunakan losion anti nyamuk sejak pagi dan kenakan pakaian tertutup saat cuaca lembap.
2. DBD tidak menular lewat kontak langsung
Banyak orang masih salah paham dan mengira DBD bisa menular lewat udara atau sentuhan. Faktanya, WHO menjelaskan bahwa virus dengue hanya menular melalui gigitan nyamuk betina yang sudah membawa virus. Jadi, kamu tetap bisa merawat orang yang sedang sakit DBD tanpa takut tertular, asal lingkungan sekitar bebas dari nyamuk.
3. Ibu hamil bisa menularkan DBD ke bayinya
penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber
Menurut laporan dari CDC, ibu hamil yang terinfeksi DBD memang bisa menularkan virus ke janin, meskipun kasusnya jarang. Penularan biasanya terjadi saat proses persalinan, bukan selama kehamilan. Karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk ekstra hati-hati dan menjaga diri dari gigitan nyamuk, terutama jika tinggal di daerah endemis.
4. Nyamuk DBD suka tinggal di sekitar manusia
Penelitian dari Nature menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti lebih memilih hidup dekat manusia ketimbang di alam liar. Mereka senang bertelur di wadah-wadah kecil berisi air seperti pot bunga, ember, atau tempat minum hewan. Jadi, meskipun rumahmu tampak bersih, tetap periksa area yang lembap dan tersembunyi karena bisa jadi tempat favorit nyamuk berkembang biak.
5. Genangan air bukan satu-satunya penyebab
penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber
Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI), faktor lingkungan seperti suhu tinggi, kelembapan udara, dan kebiasaan manusia juga berperan besar dalam meningkatnya populasi nyamuk. Misalnya, membuang sampah sembarangan atau menumpuk barang bekas yang bisa menampung air hujan. Jadi, pencegahan DBD nggak cuma soal menguras bak mandi, tapi juga soal gaya hidup bersih setiap hari.
6. DBD bisa muncul di luar daerah tropis
Selama ini DBD dikenal sebagai penyakit tropis, tapi ternyata kasusnya juga ditemukan di negara beriklim sedang. Menurut CDC, perubahan iklim global membuat nyamuk Aedes aegypti dapat bertahan di wilayah yang dulunya terlalu dingin untuk berkembang biak. Jadi, DBD bukan hanya masalah di Asia Tenggara, tapi sudah jadi perhatian dunia.
7. Pernah kena DBD bukan berarti kebal
penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber
Berdasarkan penjelasan dari Cleveland Clinic, virus dengue punya empat jenis serotipe berbeda. Seseorang yang pernah terinfeksi satu jenis virus masih bisa tertular jenis lain di kemudian hari. Bahkan, infeksi kedua bisa lebih parah karena tubuh sudah memiliki antibodi yang justru memperkuat reaksi virus. Jadi, meski sudah pernah sembuh dari DBD, kamu tetap harus waspada.
8. Nyamuk bisa menularkan virus seumur hidupnya
Menurut penelitian dari Nature Communications, nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue bisa menularkan virus itu selama sisa hidupnya. Ini artinya, satu nyamuk saja bisa memulai rantai penularan yang panjang jika dibiarkan berkembang biak tanpa kontrol. Karena itu, upaya pencegahan seperti 3M Plus penting banget untuk dilakukan secara rutin.
9. Tanaman juga bisa jadi tempat nyamuk bersarang
penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber
foto: Freepik.com
Penelitian dari Stanford University menemukan bahwa area dengan banyak tanaman lembap bisa menjadi habitat ideal nyamuk Aedes. Air yang menggenang di pot bunga, nampan, atau daun yang menampung air hujan bisa menjadi tempat telur menetas. Jadi, taman yang hijau memang indah, tapi pastikan juga bersih dan bebas air tergenang.
10. Penularan lewat transfusi darah memang jarang, tapi tetap ada
Menurut laporan dari Drugs for Neglected Diseases initiative (DNDi), virus dengue bisa menular melalui transfusi darah dari donor yang sudah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala. Kasusnya memang sangat jarang, tapi ini menjadi pengingat bahwa pencegahan DBD juga harus dilakukan lewat pengawasan medis yang ketat.
Waspadai, Tapi Jangan Panik
Fakta-fakta di atas membuktikan bahwa penularan DBD tidak sesederhana genangan air di halaman rumah. Banyak faktor kecil yang sering disepelekan ternyata punya peran besar dalam menyebarkan virus ini.
Karena itu, penting banget untuk menerapkan langkah 3M Plus: Menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air, ditambah upaya lain seperti menggunakan kelambu, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menjaga daya tahan tubuh.
Dengan kesadaran dan kebersamaan, kamu bukan hanya melindungi diri sendiri, tapi juga membantu lingkungan sekitar tetap sehat dan terbebas dari DBD.
(Magang/Aji setyawan)
(brl/psa)
RECOMMENDED ARTICLES
- Waspada DBD di musim hujan, ini 10 cara pencegahan paling efektif namun sering diabaikan
- Soffell turun ke Malang, libatkan 220 kader demi selamatkan puluhan ribu warga dari nyamuk DBD
- Bermodal dongle doang, gadget ini bisa ubah smartphonemu jadi obat gigitan nyamuk
- Waspada peningkatan DBD di musim hujan, ini 7 cara memberantas nyamuk secara alami di rumah
- Waspada DBD di musim kemarau, ini 9 cara sederhana bikin nyamuk tak betah di rumah
- Peringati Asean Dengue Day 2024, Enesis Group dan Kemenkes ajak masyarakat terapkan pola hidup 3M Plus
- Lindungi diri dari demam berdarah (DBD), ini 9 cara agar terhindar dari gigitan nyamuk
- Benarkah demam berdarah (DBD) hanya terjadi sekali seumur hidup? Ini penjelasannya secara medis
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas