Brilio.net - Kamu pasti sudah nggak asing dengan profesi Barista alias peracik kopi. Tapi bagaimana dengan istilah Baristan? Nah baru-baru ini di media sosial, para Barista ramai berdebat soal istilah Baristan tersebut. Sejumlah Barista awalnya ada yang menganggap hal itu adalah typo. Anggapan ini pula yang dirasakan Barista profesional Muhammad Aga.

“Jadi saya awalnya memang pikir itu typo. Kami juga ada grup community Barista, mereka juga ramai bersuara dan akhirnya ya saya putuskan untuk mencoba sampaikan aspirasi mereka,” ujar Aga dalam acara bincang virtual bertajuk Baristan, Solusi Ngopi Berkaulitas di Rumah besutan Caffino, Selasa (22/3).  

Istilah Baristan di kalangan Barista awalnya agak “mengganggu”. Maklum, menurut Aga, Barista adalah profesi yang perlu sertifikasi. Selain itu, profesi Barista lebih dari sekadar teknis meracik kopi. Barista merupakan frontliner juga marketer yang mesti memberi narasi positif tentang dunia kopi.

@yans_brilio

“Barista itu frontliner garda depan. Yang paling dikuasai public speaking dan marketing. Kami showcase para petani. Kalau menurut saya, tidak ada kopi yang tidak enak. Hal itu subjektif tergantung selera, kopi enak juga tergantung bahan-bahan yang terbaik dan kualitas,” lanjutnya.

Menurut Aga yang sudah 13 tahun menggeluti dunia Barista, secara teknis meracik kopi dibutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk membuat kopi enak. Ada beberapa bagian yang harus diketahui sebagai panduan bagi seorang Barista.

Meracik kopi instan

Caffino

Munculnya istilah Baristan tak lain disebabkan saat ini banyak beredar kopi instan yang biasa disajikan di rumah. Hanya saja cara penyajiannya dilakukan dengan sangat sederhana. Cukup campurkan kopi dalam sachet dengan air panas. Untuk sajian dingin, hanya ditambahkan es.

Berbeda dengan barista yang harus menyajikan kopi melalui sejumlah proses mulai dari pemilihan biji kopi, menggiling (grind), menimbang sesuai takaran, hingga meraciknya menjadi minuman.

Nah konsep Baristan diperkenalkan PT Sumber Kopi Prima, produsen Caffino dengan tujuan agar semua orang bisa bikin dan kreasi kopi sendiri di rumah. Tentu saja, kopi instan yang digunakan harus berkualitas.

“Kopi yang enak itu diawali dengan bahan baku berkualitas. Kami menganut konsep Baristan agar semua orang bisa ngopi di rumah ala cafe. Maka bahan kopi dan susunya juga asli. Kopinya dominan, manis pas dan creamy-nya smooth,” ujar CEO PT Sumber Kopi Prima (Caffino), Ihsan Mulia Putri. 

Hal senada diungkapkan profesional chef Jerry Andrean yang sepakat dengan konsep Baristan. Menurutnya, semua orang bisa jadi Baristan. Meski pun menggunakan teknik yang simpel sekalipun, jika kualitas kopinya oke, pasti hasilnya bagus

“Konsep Baristan oke lah. Kalau saya dari sisi tukang masak, proses masak sama bikin kopi kurang lebih 11-12, karena merupakan satu produk yang dikonsumsi. Makanan yang enak itu bisa dihasilkan dari kualitas makanan yang bagus, begitu juga dengan kopi,” ungkapnya.  

Nah dalam acara ini, selebgram Livy Renata yang sangat menyukai varian kopi vanilla latte turut meracik kopi ala Baristan. Sebagai orang yang belum pernah merasakan kopi instan, Livy nggak menyangka bisa meracik kopi ala cafe.     

“Ini kayak di cafe banget sih jadinya. Aku gak pernah ngebayang kopi instan bisa seenak ini. Rasa Caffino sama kayak bikinan Barista di kafe. Buat aku pribadi jadi lebih irit, mana rasanya enak lagi,” ujar Livy.

So, semua orang sekarang bisa jadi Baristan.