Brilio.net - Spons cuci piring sering dianggap bersih karena selalu kena sabun dan air. Padahal, benda kecil ini justru bisa menjadi sarang kuman dan bakteri jika dipakai terus-menerus. Banyak orang tidak sadar, spons yang tampak biasa saja bisa menyimpan risiko kesehatan.
Hal ini pernah disorot dalam sebuah unggahan dokter dr. Cecep Hermawan di akun Instagram @cecephermawann. Dalam unggahan tersebut ditunjukkan hasil pemeriksaan menggunakan stetoskop dari air perasan spons cuci piring. Hasilnya memperlihatkan betapa banyak bakteri yang hidup di dalam spons yang sehari-hari dipakai mencuci alat makan.
Temuan ini membuka mata bahwa spons bukan sekadar alat pembersih. Jika tidak dirawat atau diganti secara rutin, spons justru bisa menjadi sumber kontaminasi. Apalagi jika digunakan untuk mencuci piring, gelas, dan alat makan setiap hari.
Kenapa spons bisa jadi sarang kuman dan apa dampaknya?
foto: Instagram/@cecephermawann
Struktur spons yang berpori membuat sisa makanan mudah terjebak. Kondisi ini diperparah karena spons hampir selalu lembap. Lingkungan seperti ini sangat disukai bakteri untuk berkembang.
Dilansir BrilioFood dari Instagram @cecephermawann pada Rabu (17/12), beberapa bakteri yang sering ditemukan antara lain E. coli dan Salmonella. Selain bakteri, jamur dan mikroorganisme lain juga bisa tumbuh. Jumlahnya bisa meningkat sangat cepat jika spons jarang dibersihkan.
foto: Instagram/@cecephermawann
Jika kuman dari spons berpindah ke peralatan makan, risikonya tidak bisa dianggap remeh. Gangguan pencernaan seperti diare atau keracunan makanan bisa terjadi. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terkena dampaknya.
Cara aman dan bersih pakai spons cuci piring.
1. Ganti spons secara rutin.
foto: freepik.com
Ini aturan paling dasar tapi sering diabaikan, yaitu mengganti spons secara berkala. Idealnya, spons cuci piring diganti setiap 1–2 minggu sekali meski bentuknya masih terlihat bagus dan belum bau. Spons yang terlalu lama dipakai biasanya sudah penuh kuman meski tampak bersih dari luar.
2. Peras hingga benar-benar kering setelah dipakai.
Setelah selesai mencuci piring, bilas spons sampai sisa sabun dan kotoran hilang. Peras sekuat mungkin agar tidak ada air yang tersisa, lalu simpan di tempat terbuka supaya cepat kering. Spons yang dibiarkan lembap adalah tempat favorit bakteri untuk berkembang.
3. Lakukan disinfeksi secara berkala.
foto: freepik.com
Setiap 2–3 hari sekali, spons perlu dibersihkan lebih serius agar kuman tidak menumpuk. Bisa dengan merendamnya dalam air panas selama beberapa menit atau menggunakan larutan cuka encer untuk membantu membunuh bakteri. Langkah ini sederhana tapi cukup efektif jika dilakukan rutin.
4. Pisahkan fungsi spons sesuai kebutuhan.
Gunakan spons yang berbeda untuk mencuci piring makan dan untuk alat masak berminyak seperti panci atau wajan. Perbedaan fungsi ini membantu mencegah perpindahan lemak dan kuman dari alat masak ke piring yang langsung dipakai makan. Supaya tidak tertukar, pilih warna spons yang berbeda.
5. Hindari spons yang sama untuk daging mentah.
foto: freepik.com
Spons yang dipakai membersihkan talenan atau alat bekas daging mentah sebaiknya tidak digunakan lagi untuk piring dan gelas. Kontaminasi silang dari bakteri daging mentah bisa berisiko menyebabkan gangguan pencernaan. Lebih aman punya spons khusus atau langsung menggantinya setelah dipakai untuk bahan mentah.