Waspada kentang bertunas hijau, jangan asal masak kalau nggak mau keracunan

Waspada kentang bertunas hijau, jangan asal masak kalau nggak mau keracunan
foto ilustrasi: ChatGPT AI

Brilio.net - Kentang itu makanan sejuta umat. Bisa dijadikan kentang goreng, mashed potato, perkedel, hingga sop. Tapi, pernah nggak sih kamu nemuin kentang yang kulitnya berubah jadi kehijauan dan mulai bertunas? Banyak orang masih mikir, “Ah, tinggal dipotong aja tunasnya, beres!”

Eits, tunggu dulu. Kentang yang sudah bertunas dan berwarna hijau itu nggak bisa dianggap remeh, lho. Di balik tampilannya yang mungkin masih kelihatan “oke”, kentang ini bisa jadi sumber racun buat tubuh kita. Nah, biar kamu nggak salah langkah, yuk pahami kenapa kentang bertunas hijau sebaiknya nggak dimakan dan apa bahayanya buat kesehatan.

Apa Itu Kentang Bertunas Hijau?

Kentang adalah umbi-umbian yang sebenarnya cukup awet kalau disimpan dengan benar. Tapi kalau disimpan terlalu lama atau di tempat yang terlalu terang, kentang bisa mulai tumbuh tunas dan kulitnya berubah warna jadi kehijauan.

Warna hijau ini bukan sekadar perubahan biasa, tapi pertanda ada proses biologis yang sedang terjadi. Kentang tersebut sedang memproduksi klorofil—zat hijau yang juga ada di daun. Tapi di saat yang sama, kentang juga memproduksi solanin, senyawa beracun yang bisa bikin tubuh kita ‘protes’ kalau dikonsumsi dalam jumlah tertentu.

Kenapa Kentang Bisa Jadi Hijau dan Bertunas?

Penyebab utama kentang jadi hijau dan bertunas adalah paparan cahaya. Ketika kentang terkena cahaya terang (baik sinar matahari atau lampu), dia mulai mengalami proses fotosintesis dan membentuk klorofil. Nah, proses ini merangsang pertumbuhan tunas dan sekaligus meningkatkan kadar solanin.

Beberapa faktor yang mempercepat proses ini:

- Disimpan di tempat yang terang
- Suhu terlalu hangat
- Disimpan terlalu lama
- Kondisi kentang sudah luka atau memar

Singkatnya, kentang yang kelamaan di dapur tanpa perlindungan bisa berubah jadi ‘bom waktu’ bagi kesehatanmu.

Apa Itu Solanin?

Solanin adalah senyawa glikoalkaloid yang secara alami ada di tanaman dari keluarga nightshade, termasuk kentang, tomat, dan terong. Fungsinya? Sebenarnya untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit.

Tapi buat manusia, solanin bisa berbahaya kalau dikonsumsi dalam jumlah besar. Kentang yang sehat memang mengandung solanin dalam kadar rendah, tapi saat dia mulai hijau atau bertunas, kadar solaninnya bisa meningkat drastis.

Kadar solanin yang dianggap berbahaya adalah di atas 200 mg per kilogram berat kentang. Semakin hijau dan panjang tunasnya, semakin besar kemungkinan kadar racunnya.

Apa Bahaya Makan Kentang Bertunas Hijau?

Kalau kamu nekat makan kentang yang udah hijau dan bertunas, apalagi dalam jumlah banyak, kamu bisa mengalami gejala keracunan. Beberapa gejala umum akibat konsumsi solanin antara lain:

1. Masalah Pencernaan

Gejala paling umum adalah:

- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Diare

Biasanya muncul beberapa jam setelah makan kentang yang tercemar solanin.

2. Gangguan Saraf

Dalam kasus yang lebih parah, solanin bisa menyebabkan:

- Sakit kepala
- Pusing
- Kebingungan
- Halusinasi
- Kejang

Efek ini terjadi karena solanin bisa memengaruhi sistem saraf pusat.

3. Risiko Lebih Tinggi untuk Anak dan Ibu Hamil

Anak-anak, ibu hamil, dan lansia punya toleransi yang lebih rendah terhadap zat beracun. Jadi, buat mereka, bahaya solanin bisa lebih cepat terasa meski jumlah yang dimakan tidak banyak.

4. Pahit = Pertanda Bahaya

Kalau kamu makan kentang dan rasanya pahit atau getir, itu adalah sinyal bahaya. Kentang normal harusnya punya rasa netral. Rasa pahit biasanya berasal dari tingginya kadar solanin.

Apakah Aman Kalau Dipotong Bagian Hijau dan Tunasnya?

Banyak orang mengira bahwa kentang yang sudah bertunas atau hijau bisa diselamatkan dengan memotong bagian yang bermasalah. Tapi kenyataannya, solanin itu bisa menyebar ke seluruh bagian kentang, nggak cuma di permukaan yang terlihat hijau.

Dan yang lebih penting, solanin tidak bisa dihancurkan hanya dengan proses memasak biasa seperti direbus, digoreng, atau dipanggang. Jadi walaupun kamu sudah masak matang, racunnya tetap bisa ada di sana.

Kalau kamu melihat:

- Kulit kentang kehijauan
- Ada tunas kecil tumbuh di permukaan
- Kentang terasa pahit saat dimakan

Sebaiknya buang saja kentangnya demi kesehatanmu.

Gimana Cara Menyimpan Kentang Supaya Nggak Bertunas?

Biar kamu nggak rugi buang-buang kentang, yuk simak tips menyimpan kentang yang benar:

1. Simpan di Tempat Gelap dan Sejuk

Kentang paling cocok disimpan di tempat yang gelap, sejuk, dan kering. Suhu idealnya sekitar 7–10°C. Tapi jangan simpan di kulkas ya, karena suhu terlalu dingin bisa mengubah zat tepung di dalam kentang jadi gula, bikin rasanya aneh dan memicu pembentukan akrilamida saat digoreng.

2. Gunakan Wadah Bernapas

Simpan kentang di keranjang terbuka atau kantong kertas, bukan plastik. Kentang butuh sirkulasi udara yang baik supaya nggak cepat lembab dan membusuk.

3. Jauhkan dari Bawang

Jangan simpan kentang berdekatan dengan bawang karena gas yang dihasilkan bawang bisa mempercepat kentang bertunas.

4. Jangan Cuci Sebelum Disimpan

Kentang lebih tahan lama kalau disimpan dalam kondisi kering. Mencucinya justru membuat permukaannya lembap dan rentan membusuk.

(brl/tin)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya