Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional

Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional
brilio.net/annatiqo

Brilio.net - Yogyakarta memang terkenal dengan coffee shopnya (kedai kopi) yang sangat menjamur. Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari 3.000 kedai kopi yang memenuhi kota pelajar ini. Namun siapa sangka, di balik menjamurnya coffee shop, ada kedai yang justru menyajikan minuman unik.

Adalah Wiratea Spices Bar, sebuah kedai yang menyajikan minuman rempah sebagai produk unggulannya. Sejak dirintis pada 2022 lalu, Wiratea sudah memiliki dua kedai di Yogyakarta. Pusatnya berada di halaman hotel Kampung Lawasan Heritage Cottage, Jalan Perumnas, Caturtunggal, Sleman. Sedangkan satu kedai cabangnya berada agak jauh di utara. Lebih tepatnya, di Jalan Watugede, Ngaglik, Sleman.

Pada Sabtu (21/10) lalu, BrilioFood berkesempatan mampir ke cabang Wiratea yang berada di Jalan Watugede. Walau cukup jauh dari kota, kedai ini luas karena berada di area kolektif, yakni gabungan antara beberapa kedai makan dan ruang kerja. Nah, kedai Wiratea sendiri terletak tepat di bagian tengah area kolektif tersebut dan memiliki halaman yang cukup luas. Terdapat 5-6 meja dengan beberapa kursi yang memenuhi halaman tersebut.

Saat memasuki halaman Wiratea, terasa sekali angin sore langsung menerpa wajah dengan lembut. Rupanya Wiratea bersebelahan dengan lahan kosong, yang membuat halamannya terasa sangat sejuk. Tak hanya itu, ada juga sejumlah pohon yang tumbuh rimbun sehingga menambah kesejukannya. Di kedai yang mengarah ke barat ini, pelanggan tidak hanya bisa duduk di halaman, namun bisa juga duduk di meja bagian dalam kedai.

Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional

foto: brilio.net/annatiqo

Saat BrilioFood berkunjung ke sana, terdapat tiga meja tampak terisi penuh. Sebagian besar tempat ini diramaikan oleh sekumpulan anak muda yang tengah berbincang. Namun ternyata ada juga rombongan keluarga yang membawa anak-anak untuk ikut nongkrong di sana.

“Karena tempatnya lebih luas, jadi keluarga emang (lebih) enaknya di sini. Sejak aku di sini juga banyak banget (rombongan) keluarga yang datang,” ujar Ridwan, seorang Barista yang juga menyandang status mahasiswa.

Mengenal rempah-rempah dengan rasa yang kekinian.

Fattah Sugiarto sebagai pemilik menjelaskan konsep tentang berdirinya kedai Wiratea ini. Dia mengaku ingin memperkenalkan lebih dekat tentang rempah ke anak-anak muda masa kini. Jika dulunya rempah identik dengan jamu yang kerap dihindari, dia justru ingin mendekatkan lagi bahwa rempah bisa disajikan sebagai minuman yang enak dan populer seperti halnya kopi atau teh.

“Aku juga suka hal yang beda. Melawan arus bagiku merasa bangga,” kata Fattah saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional

foto: brilio.net/annatiqo

Namun supaya rasanya bisa lebih dinikmati kaum milenial, Fattah mengaku mengkreasikan rempah dengan minuman kekinian. Salah satunya seperti Cinnamon Choco Ginger. Menu andalan Wiratea ini diracik dengan campuran cokelat hitam, susu UHT, kayu manis, dan jahe. Penggunaan cokelat hitam dan susu membuat minuman ini lebih nyaman saat diteguk. Namun ada juga sensasi sedikit pedas getir dari jahe serta after taste (sisa rasa) aroma wangi dari kayu manis. Semua kombinasi bahan dari minuman tersebut terasa sangat pas.

Selain Cinnamon Choco Ginger, ada juga menu beras kencur yang jadi favorit para penggemar jamu yang datang ke Wiratea. Namun berbeda dari jamu biasa, beras kencur ala Wiratea ini bisa disajikan dengan es batu, sehingga cenderung lebih segar. Jika biasanya beras kencur terasa sangat pedas menyengat, beras kencur ini justru lebih enak saat diminum. Hal ini menjadi salah satu alasan banyak orang gemar memilih menu ini.

Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional

foto: brilio.net/annatiqo

Lebih lanjut, Fattah menjelaskan proses peracikan minuman ini sudah dimulai setahun sebelum Wiratea dibangun. Sebagai penggemar rempah, dia menciptakan sendiri resep minuman dari racikan bahan-bahan tersebut. Sembari meramu, pria asal Kebumen ini mengaku mulai membangun bisnisnya secara perlahan pada saat itu.

“Waktu masih kerja itu, mulailah develop (membangun) pelan-pelan. Beberapa rempah olahan kita itu akhirnya nyoba sendiri selama 1 tahun, sampai akhirnya menemukan racikan yang pas. Terus aku resign dan akhirnya bikin Wiratea,” ujar Fattah menjelaskan.

Melanjutkan semangat dari sang ibu.

Ide awal didirikannya Wiratea ini rupanya berasal dari sang ibu yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong di daerah asalnya, Kebumen. Dahulu, Fattah mengaku kerap membantu sang ibu dalam berjualan dan mempromosikan dagangan ibunya. Melalui semangat yang ditularkan, dia pun bertekad untuk melanjutkan usaha sang ibu, namun dengan cara yang lebih modern.

“Jadi ada semangat dan knowledge (ilmu) dari ibu. Jadi pengen ngelanjutin lah. Tapi kalau aku jualan jamu gendong kan nggak lucu. Makanya aku mikir sekalian gimana caranya tetap bisa jualan rempah tapi dengan hal yang keren, lah, gitu,” pungkas pria berkacamata ini.

Tepatnya pada Agustus 2022, Fattah mulai membangun Wiratea yang terletak di Jalan Perumnas. Dia menggunakan spot bangunan kecil bekas pos satpam yang berada di kawasan Hotel Kampung Lawasan Heritage Cottage. Dengan konsep rustic, bangunan tersebut diubah menjadi tempat yang artistik. Pemilihan aksesoris interior seperti rangka becak, tampah, dan kentungan semakin memberikan kesan ‘lokal’.

Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional

foto: brilio.net/annatiqo

Namun setelah Wiratea dibangun, Fattah mengaku masih menjalani bisnis ini seorang sendiri. Namun pada 3 bulan setelahnya, dia mulai menggandeng satu orang sebagai partner. Dua orang ini kemudian berbagai tugas untuk menjalankan kedai Wiratea yang kini sudah memiliki dua cabang.

“Jadi sekarang aku berpartner dengan 1 orang. Jadi aku yang megang marketing, partnerku yang megang operasional,” tutur Fattah.

(brl/lut)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya