Es krim legendaris di Jogja ini segarnya nggak hilang-hilang, coba deh

Kamu pecinta kuliner es krim? Kalau ya artinya kamu harus mencoba yang satu ini deh. Kuliner lawas yang beroperasi sejak pra kemerdekaan ini tak boleh dilewatkan. Resepnya turun temurun sejak 1936.

Ya, es krim itu adalah andalan Kedai Es Tip Top yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. Yohanes Sagan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kota Yogyakarta. Kedai ini buka setiap hari mulai jam 11 pagi sampai jam 11 petang.

Johan Paramasatya sejak 2015 menjadi pengelola dari bisnis keluarga tersebut.
Sebenarnya kan dulu Tip Top ini es krim pertama di Jogja, bisa dibilang di Jogja belum ada yang jual es krim," kata Johan.

Menurut dia, es krip Tip Top pertama muncul tahun 1936. Dulu simbahnya berjualan keliling kampung. Waktu masih zaman penjajahan. Kemudian tahun 1940an barulah buka kafe pertamanya yang ada di Jalan P. Mangkubumi.

"Biasanya ada perubahan pada varian atau flavour. Jadi mungkin dulu sempat ada rasa nangka kemudian sekarang ganti rasa apa. Tapi untuk bahan baku dan jenis es krim, dari tahun dulu sampai sekarang sama," katanya.

Kalau untuk resep? Johan menuturkan ada dua macam es krim yang jadi ciri khas sejak dulu. Kandungan bahannya sebenarnya sama cuma prosesnya yang beda, yaitu tutti frutti dan rum.

"Jadi itu es krim yang bahan dasarnya sama, seperti es krim scoop cuma dipadatkan. Jadi bentuknya kotak. Kita padatkan lalu dibekukan lebih keras. Jadi sensasi makan es krimnya itu beda," tuturnya kepada brilio.net.

Sementara itu untuk bahan rasa rum yang non alkohol. Untuk Tip Top warnanya merah, sedangkan Rum warnanya putih. Untuk toppingnya di es krim Tip Top menggunakan sukade (buah-buahan kering), sedangkan untuk Rum toppingnya pakai meses.

Es krim yang satu ini memang beda. Karena ada cenderung lebih padat dan tidak mengandung krim sama sekali, meskipun namanya es krim. "Itu berarti lebih sehat, tidak mengandung lemak yang banyak meskipun mengandung telur dan lain-lain tetap ada lemak cuma kan minim," tuturnya.

Terus kenapa namanya bukan Tip Top Gelato? "Zaman dulu kita belum tahu istilah gelato. Karena kita dekatnya dengan Belanda saat penjajahan, kita cuma mengenal istilah es krim," terangnya.

Pengunjung kedai ini rata-rata usia 30 tahun ke atas. Bahkan ada yang 75 hingga 80 tahun.

(brl/nng)

Review

Selengkapnya