Brilio.net - Orang Jepang dikenal dengan gaya hidup sehat dan angka harapan hidup yang tinggi. Menariknya, pola makan mereka justru tidak lepas dari nasi, makanan pokok yang juga jadi sumber karbohidrat utama seperti di Indonesia. Namun, ada satu rahasia kecil yang membuat nasi mereka tetap aman dikonsumsi tanpa bikin berat badan cepat naik, yakni tambahan cuka.
Kebiasaan ini ternyata bukan cuma soal rasa, tapi juga berkaitan dengan efek kesehatan yang signifikan. Cuka dipercaya bisa menurunkan indeks glikemik nasi, sehingga kadar gula darah tidak langsung melonjak setelah makan. Karena itulah, meski nasi tetap jadi bagian penting dalam menu harian, orang Jepang jarang mengalami lonjakan gula darah seperti yang sering terjadi pada orang Indonesia.
Menurut Decsa Medika Hertanto, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konten kreator, rahasia di balik tubuh ideal dan sehat orang Jepang salah satunya terletak pada kebiasaan menambahkan cuka dalam nasi mereka. Ia menyoroti bahwa sushi, salah satu makanan paling populer dari Jepang, selalu dibuat menggunakan nasi yang diberi campuran cuka. Hal ini bukan tanpa alasan, karena ternyata ada efek ilmiahnya bagi tubuh.
Rahasia orang Jepang menambahkan cuka pada nasi.
Decsa menjelaskan bahwa orang Jepang punya kebiasaan menambahkan cuka pada nasi, terutama saat membuat sushi. Menurutnya, hal ini bukan hanya untuk menambah cita rasa, tapi juga memberikan manfaat kesehatan yang cukup besar. Ia menegaskan bahwa kandungan asam asetat dalam cuka mampu memengaruhi penyerapan glukosa dalam tubuh.
"Orang Jepang itu sama kayak kita, doyan banget makan nasi. bedanya, kenapa ya mereka jarang kelihatan gemuk? Ternyata salah satu rahasianya ada di cuka. Kalau kalian perhatikan nasi Jepang apalagi sushi, selalu ditambah sedikit cuka bukan cuma buat rasa, tapi ada efek kesehatannya juga," jelas Decsa dikutip BrilioFood dari Instagram @dokterdecsa pada Jumat (10/10).
foto: Instagram/@dokterdecsa
Lebih lanjut, Decsa menjabarkan manfaatnya dari sudut pandang medis. Ia mengacu pada penelitian yang diterbitkan oleh European Journal of Clinical Nutrition yang menyoroti peran cuka dalam mengontrol lonjakan gula darah. Dari hasil riset tersebut, ditemukan bahwa asupan cuka dapat membantu menurunkan indeks glikemik pada nasi.
"Dari penelitian ini (European Journal of Clinical Nutrition), cuka itu bisa menurunkan indeks glikemik nasi. Artinya gula dari nasi tidak langsung melonjak di darah. Dan bukan cuma nasi, makanan jepang lain yang difermentasi dengan cuka juga bisa menurunkan indeks glikemik 20–35%. Lumayan, kan?"
foto: Instagram/@dokterdecsa
Cuka bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan karbohidrat, sehingga tubuh tidak langsung melepaskan lonjakan glukosa ke dalam darah. Efek ini membantu menjaga kestabilan energi dan menurunkan risiko resistensi insulin. Tidak heran jika orang Jepang terlihat lebih sehat, meskipun tetap mengonsumsi nasi sebagai makanan utama setiap hari.
foto: freepik.com
Decsa juga memberi pesan agar masyarakat tidak salah paham soal manfaat ini. Ia mengingatkan bahwa menambahkan cuka bukan berarti bisa makan nasi sebanyak-banyaknya tanpa batas. Semua tetap bergantung pada keseimbangan antara porsi dan aktivitas tubuh.
"Tapi jangan salah kaprah, ya. Meskipun glikemik lebih rendah, bijaklah dengan tiap porsinya. Porsi banyak, gerak banyak masih oke. Porsi banyak, gerak minim, enggak oke. Intinya ada pada keseimbangan, sesuaikan dengan aktivitas harianmu," tutupnya.
Cara menambahkan cuka dalam masakan nasi agar tetap sehat
1. Gunakan jenis cuka yang tepat.
Pilih cuka alami seperti cuka apel atau cuka beras yang umumnya dipakai dalam masakan Jepang. Kedua jenis ini memiliki rasa ringan dan aroma lembut, cocok untuk nasi tanpa mengubah rasanya terlalu tajam. Selain itu, kandungan asam asetatnya cukup tinggi untuk membantu menekan indeks glikemik.
2. Tambahkan setelah nasi matang.
foto: freepik.com
Jangan mencampur cuka saat nasi masih mentah atau sedang dimasak, karena panas tinggi bisa mengubah komposisi kimianya. Sebaiknya tuang 1–2 sendok makan cuka ke nasi yang baru matang lalu aduk perlahan sampai rata. Cara ini membuat rasa lebih meresap tanpa mengurangi manfaat kesehatannya.
3. Perhatikan takarannya.
foto: freepik.com
Terlalu banyak cuka justru bisa membuat nasi terasa terlalu asam dan tidak nyaman di perut. Idealnya, gunakan sekitar satu sendok makan cuka untuk setiap satu cangkir nasi. Jumlah tersebut sudah cukup untuk menurunkan indeks glikemik tanpa mengubah rasa secara drastis.
4. Gunakan bahan pendamping yang seimbang.
foto: freepik.com
Meskipun nasi bercuka sudah lebih sehat, kombinasikan dengan lauk yang juga bernutrisi seimbang. Tambahkan sayuran, protein tanpa lemak, dan hindari saus manis berlebihan agar efek cuka tetap optimal. Kombinasi ini bisa membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
5. Simpan dengan cara benar jika ada sisa.
Nasi yang sudah dicampur cuka sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat agar tidak berubah aroma. Letakkan di kulkas dan hangatkan kembali sebelum dikonsumsi, bukan dengan microwave terlalu lama agar tidak merusak rasa dan teksturnya. Dengan cara ini, manfaat kesehatannya tetap terjaga.