Brilio.net - Sobat Brilio kalau makan di warung ataupun restoran, pernah memperhatikan piring atau mangkuknya nggak? Biasanya kalau memang warung/restonya punya konsep, peralatan makannya juga mengikuti konsepnya, baik dari corak maupun warna. Tapi misal nggak ada konsep tertentu, biasanya mangkuk atau piringnya polosan putih.

Nah, ada yang menarik dari pengalaman seorang netizen di TikTok yang videonya viral, sampai diunggah ulang ke Instagram oleh akun lain. Netizen yang juga punya akun Instagram @lynaa.lin ini sempat mengomentari unggahan ulang video TikToknya di Instagram.

Ceritanya dia curhat makan soto khas Surabaya, yakni Soto Ambengan Pak Sadi. Dalam videonya yang viral itu, menunjukkan ia makan soto tapi menemukan foto owner sotonya langsung di piring, lho.

“Foto di KTP X. Foto di piring makan V,” tulisnya di dalam video, seperti dikutip BrilioFood dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Sabtu (5/7).

Soto Ambengan Pak Sadi
foto: Instagram @lynaa.lin

Ternyata foto ownernya terpampang dan dicetak di pinggiran piring yang dipakai sebagai wadah soto untuk pembeli.

Soto Ambengan Pak Sadi
foto: Instagram @lynaa.lin

 

Soto Ambengan Pak Sadi
foto: Instagram @lynaa.lin


Pengalaman lucu dan unik ini pun bikin netizen berandai-andai sendiri.

“GA BAYAR TAKUT SAKIT PERUT
GA BAYAR TAKUT DIAWASIN LANGSUNG

DIAWASIN CCTV
DIAWASIN OWNER LANGSUNG ,” tulis akun kelvintanadi.

“Seperti mengisyarakatkan. Makanan dihabiskan .terus jangan lupa bayar ke kasir.,” kata akun ady_wija.

Akun dediann punya pendapat beda. “biar piringnya ga ilang itu.”

“Ini kalau makannya ga habis segan banget yaa karna diliatin,” tulis akun astriyolandaa.

Sobat Brilio kalau ngalamin momen sama seperti pemilik Instagram @lynaa gimana nih?

Sebagai informasi, soto ayam Ambengan merupakan soto terkenal di Surabaya. Seorang netizen juga menjelaskan kebenarannya.

Pemilik akun drg.nilamkumala menuliskan dalam kolom komentar, “Ini soto ayam paling fenomenal di surabaya sejak saya masih sekolah SD. Dari harga yg terjangkau di warung pinggir jalan sampai berubah jd rumah makan dg harga ningrat. Tapi memang artinya seenak itu tapi entah skrg .”

Setelah tim brilio.net telusuri, Pak Sadi yang sudah meninggal pada 11 Februari 2024 di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan ini memang pengusaha soto yang sangat melegenda. Usahanya merintis bisnis soto ayam sudah sejak 1971. Ia dikenal sebagai pelopor penjual soto ayam di Jalan Ambengan, Surabaya. Saking terkenal enaknya, soto ambengan Pak Sadi ini sampai jadi langganan pejabat dan artis seperti Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono hingga band GIGI. Diketahui usaha soto ayam di Surabaya dikelola oleh anaknya. Soto Ayam Ambengan juga diketahui memiliki gerai di Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan.

FAQ Tentang Soto Ayam Ambengan

1. Apa yang membedakan Soto Ayam Ambengan dari soto ayam lainnya?

Perbedaan paling utama dan menjadi ciri khas Soto Ayam Ambengan adalah penggunaan koya. Koya adalah bubuk gurih yang terbuat dari kerupuk udang yang dihaluskan bersama bawang putih goreng. Taburan koya ini memberikan tekstur sedikit kental dan rasa yang jauh lebih gurih pada kuah soto yang berwarna kuning pekat.

2. Apa saja isian utama dalam semangkuk Soto Ayam Ambengan?

Secara umum, semangkuk Soto Ambengan berisi suwiran daging ayam (biasanya ayam kampung), soun (sohun), irisan telur rebus, dan taburan daun seledri serta bawang goreng. Semua komponen ini kemudian disiram dengan kuah kaldu ayam yang kaya rempah dan ditaburi koya di atasnya.

3. Dari mana asal-usul nama "Soto Ambengan"?

Nama "Ambengan" berasal dari nama sebuah jalan di Surabaya, yaitu Jalan Ambengan. Di jalan inilah kuliner soto ayam dengan ciri khas koya ini pertama kali dipopulerkan dan menjadi sangat terkenal. Banyak penjual legendaris memulai usahanya di kawasan ini, sehingga nama jalan tersebut melekat pada jenis sotonya.

4. Bagaimana cara penyajian dan menikmati Soto Ambengan yang paling khas?

Soto Ambengan biasanya disajikan panas-panas dengan nasi putih yang bisa dicampur langsung atau disajikan terpisah. Untuk pengalaman terbaik, soto dinikmati dengan tambahan perasan jeruk nipis untuk memberi kesegaran, sambal untuk rasa pedas, dan lauk pendamping seperti sate jeroan (usus, ati, ampela), perkedel kentang, atau kerupuk.