Brilio.net - Kulit udang sering dimanfaatkan sebagai penyedap alami karena aromanya kuat dan rasanya gurih. Banyak yang suka mengolahnya menjadi bubuk kaldu atau stok udang rumahan. Hasilnya memang enak, tapi prosesnya sering bikin orang mikir dua kali.

Masalah utama ada pada tahap pengolahannya yang lumayan panjang. Kulit udang harus direbus dulu untuk menghilangkan bau amis, lalu dioven atau disangrai supaya kering. Setelah itu masih harus diblender halus sebelum siap dipakai.

Belum lagi aromanya yang cukup tajam, sehingga dapur bisa berbau udang selama proses berlangsung. Walau ribet, banyak yang tetap melakukannya demi rasa masakan yang lebih nendang. Hasil akhirnya memuaskan, hanya saja butuh kesabaran ekstra.

Namun sekarang ada cara baru untuk mempermudah proses pengolahan kulit udang ini. Dengan beberapa langkah saja, kulit udang bisa berubah jadi penyedap alami. Ingin tahu bagaimana tutorialnya? Simak ulasannya lebih lanjut yang telah BrilioFood rangkum dari Instagram @mamaperiang pada Selasa (18/11).

Trik bikin bumbu penyedap dari kulit udang cuma 3 langkah.

1. Blender kulit udang bersama bawang putih.

foto: Instagram/@mamaperiang

Langkah pertama ini langsung ngebut tanpa ribet: masukin kulit udang ke blender bareng 5 siung bawang putih. Kombinasi ini bukan cuma bikin aromanya makin gurih, tapi juga bantu menetralkan bau amis dari kulit udang. Hasil blendernya bakal jadi adonan kasar yang siap masuk ke tahap pengeringan.

2. Sangrai sampai benar-benar kering.

foto: Instagram/@mamaperiang

Setelah itu, tuang adonan tadi ke pan lalu sangrai dengan api kecil sampai bener-bener kering dan agak kecokelatan. Di tahap ini tambahkan garam dan lada supaya rasa gurihnya lebih “hidup” dan nggak hambar pas dijadiin bumbu. Proses sangrai ini penting banget karena makin kering teksturnya, makin gampang nanti dihancurin jadi bubuk.

3. Blender ulang sampai halus lalu simpan.

foto: Instagram/@mamaperiang

Kalau adonan kulit udangnya sudah kering total dan wangi banget, tinggal blender ulang sampai berubah jadi bubuk halus. Tekstur akhirnya mirip penyedap kaldu instan, tapi versi homemade yang aromanya lebih fresh. Begitu udah halus, langsung simpan dalam toples kedap udara supaya tahan lama dan nggak gampang apek.

FAQ Seputar manfaat limbah kulit udang.

Kulit udang sering dianggap tak berguna, padahal limbah ini punya potensi besar mulai dari dapur sampai perawatan rumah. Banyak orang mulai melirik manfaatnya, tapi tetap muncul berbagai pertanyaan yang cukup sering dicari di Google.

1. Apakah kulit udang bisa dijadikan pupuk tanaman?

Bisa, karena kulit udang mengandung kalsium, nitrogen, dan mineral yang bagus untuk pertumbuhan tanaman. Kulit udang bisa dikeringkan, dihancurkan, lalu dicampurkan ke tanah untuk meningkatkan nutrisi. Selain itu, aroma alaminya juga bisa membantu mengusir beberapa hama kecil di sekitar tanaman.

2. Benarkah kulit udang bisa digunakan untuk menjernihkan air?

Iya, karena kandungan kitin pada kulit udang bisa berfungsi sebagai koagulan alami. Kitin dapat mengikat partikel kotoran sehingga mudah mengendap dan membuat air lebih jernih. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian sebagai alternatif bahan kimia untuk pengolahan air.

3. Apakah limbah kulit udang bisa diolah menjadi pakan ternak atau ikan?

Bisa, karena kulit udang mengandung protein yang cukup tinggi setelah melalui proses pengeringan dan penggilingan. Biasanya kulit udang diolah menjadi tepung udang yang dicampurkan ke pakan untuk meningkatkan kandungan nutrisi. Selain murah, hasilnya juga membantu meningkatkan nafsu makan ikan atau unggas.

4. Bisa kah kulit udang dijadikan bahan pengusir hama alami?

Bisa banget, karena aroma khas kulit udang dapat mengganggu beberapa jenis serangga kecil. Jika kulit udang dikeringkan lalu ditumbuk, bubuknya bisa ditebar di sekitar area yang sering jadi sarang hama. Cara ini dianggap lebih aman karena tidak menggunakan bahan kimia keras.

5. Apakah kulit udang bisa dijadikan bahan kerajinan tangan?

Bisa, terutama jika kulit udang dikeringkan dan dipress hingga lebih padat. Beberapa pengrajin memanfaatkannya untuk membuat aksesori kecil seperti gantungan kunci atau dekorasi berbahan organik. Meskipun perlu teknik khusus, limbah kulit udang ini tetap punya nilai estetika dan ekonomi.