Brilio.net - Keju tergolong sebagai salah satu bahan makanan yang sudah ada sejak lama. Dilansir dari nationalhistoriccheesemakingcenter.org, keju dipercaya sudah ditemukan di wilayah Eropa sejak 4.000 tahun lalu. Usut punya usut, keju pun diketahui tercipta secara tak sengaja, yakni lewat proses penyimpanan susu di wadah yang terbuat dari organ tubuh hewan.

Hal ini juga yang menyebabkan keju umum dibuat dari susu hewani, baik sapi, kambing, dan lainnya. Namun, seiring berkembangnya zaman, keju pun sudah banyak yang dibuat dari protein nabati, misalnya kedelai, kacang almond, biji wijen, dan masih banyak lagi. Meski begitu, keju yang terbuat dari susu hewani hingga sekarang masih sering jadi pilihan.

Keju biasanya dijadikan bahan topping maupun isian pada aneka masakan. Kamu pasti sudah nggak asing dengan menu-menu berbahan keju, seperti pizza, lasagna, burger, spaghetti, dan lain-lain. Penggemar keju biasanya nggak pernah kehabisan stok keju di rumah, nih.

Namun, kalau keju sudah dibuka dan ingin disimpan, terkadang bisa jadi tantangan tersendiri. Karena, kalau tak disimpan di tempat yang benar-benar rapat, keju bisa mengeras dan kualitasnya menurun saat digunakan. Dilansir dari cellocheese.com, keju yang mengeras ini biasanya terjadi karena kelembapannya sudah berkurang.