Brilio.net - Bagi para pecinta warung makan khas Jawa pasti nggak asing dengan warung makan satu ini. Yup, warung Bu Spoed tetap eksis di tengah menjamurnya warung makan modern saat ini. Warung makan ini telah menjadi langganan masyarakat Yogyakarta hingga luar kota, termasuk Sri Sultan Hamengku Buwono ke-IX.

Legenda tentang warung ini sempat muncul pada sekitar 1980-an. Alkisah, warung Bu Spoed pernah menolak permintaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memborong menu tahu bacem Bu Spoed. Cita rasa masakan Bu Spoed ini membuat sang Sultan mengutus orang kepercayaannya untuk memborong masakan.

Namun, sayangnya ditolak karena masih banyak pelanggan lainnya yang sudah jauh-jauh datang ke warung Bu Spoed demi mencicipi masakan khas warung ini. Jika diborong Sri Sultan Hamengku Buwono ke-IX maka para pelanggan lain yang sudah mengantri terpaksa pulang dengan sia-sia.

Tak ingin para pelanggan lainnya kecewa, akhirnya pemilik warung bu Spoed yang dikenal 'Mbah Galak' memutuskan untuk menolak permintaan Sultan. Keesokan harinya Mbah Galak meminta agar utusan Sultan memesan terlebih dahulu agar bisa disiapkan.

Begitulah kisah yang membekas dari warung Bu Spoed.

Hingga kini anak cucu Bu Spoed merasa terpanggil untuk meneruskan warung makan legendaris ini. Tentu saja mereka berusaha mempertahankan cita rasa yang sudah begitu terkenal.

Kini, warung Bu Spoed sudah diteruskan ke generasi ke-4. Meski sudah bertahun-tahun lamanya warung ini tetap mempertahankan keistimewaan rasa dan tekad dari para pemiliknya untuk melanjutkan perjalan makanan Jawa tradisional ini.

foto: Sri Jumiyarti/Brilio.net

Warung Bu Spoed berdiri sejak tahun 1920 artinya sudah bertahan 100 tahun lamanya di tengah perkembangan zaman. Warung makan Bu Spoed berlokasi di Jalan Ibu Ruswo No 32, Prawirodirjan, Kec Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Semula warung ini berada di sekitar pojok Beteng Lor Wetan lalu pindah 100 meter ke Jalan Ibu Ruswo Nomor 32 sejak tahun 2020 lalu. Berpindahnya lokasi warung bu Spoed karena revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta kala itu.

"Sebelah benteng baru, jadi karena kita terkena revitalisasi jadi kita menggeser sedikit 100 meteran," Ungkap bu Sari generasi penerus bu Spoed saat ditemui brilio.net pada Kamis (9/11).