Cuma berwadah kardus, potret sederhana prajurit TNI lahap makan mi dan nasi saat misi SAR

Brilio.net - Sebuah video menyentuh hati baru-baru ini beredar luas dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Video tersebut memperlihatkan sisi lain dari para abdi negara yang sedang berjuang di garis depan bencana. Bukan soal aksi heroik mengangkat korban, melainkan momen sederhana saat para prajurit TNI berbaju loreng sedang mengisi perut di sela-sela tugas SAR Search and Rescue (Pencarian dan Pertolongan) pasca banjir di Sumatera.

Video yang diunggah oleh akun Instagram @diyatakmal itu membuat banyak orang ikut haru. Sang pemilik akun menyematkan caption yang sangat dalam:

“Di sela misi SAR banjir, prajurit TNI mengisi tenaga seadanya—bukan mengeluh, karena bagi mereka keselamatan rakyat jauh lebih utama daripada kenyamanan pribadi. Inilah potret pengabdian: sederhana, tulus, dan mengharukan.”

Makan Beralaskan Kardus Mie

Dalam tayangan yang diberi judul “Momen Prajurit TNI makan Indomie beralaskan kardus di tengah SAR banjir” tersebut, kamu bisa melihat seorang prajurit yang masih menyangklong tas, mengambil mi instan dari sebuah toples besar. Mi tersebut dijadikan lauk untuk menyantap nasi putih.

TNI makan mi alas kardus
foto: Instagram/@diyatakmal

TNI makan mi alas kardus
foto: Instagram/@diyatakmal

Hal yang paling menyita perhatian adalah wadah yang digunakan. Tidak ada piring atau kotak bekal, sang prajurit menggunakan potongan kardus mi instan sebagai alas makannya. Dengan lahap, tangan kanannya memuluk nasi bercampur mi tersebut untuk disantap.

TNI makan mi alas kardus
foto: Instagram/@diyatakmal

Ternyata, prajurit tersebut tidak sendirian. Terlihat beberapa personel lain di sekitarnya juga menyantap menu yang sama dengan cara serupa. Satu toples besar berisi mi dibagi rata untuk beberapa orang. Pemandangan ini diiringi dengan latar lagu dangdut jawa jenaka, seolah menunjukkan bahwa meski kondisi sulit, semangat dan kebersamaan tetap nomor satu.

TNI makan mi alas kardus
foto: Instagram/@diyatakmal

Misi Berat di Tengah Bencana Banjir Sumatera 2025

Sebagai informasi, momen ini terjadi di tengah operasi penanganan bencana banjir yang melanda wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat) di akhir November hingga awal Desember 2025. Bencana ini bukan sekadar genangan air biasa, melainkan banjir bandang yang membawa material lumpur dan puing-puing bahkan gelondongan kayu, yang memutus akses jalan di beberapa kabupaten.

Kehadiran TNI di sana merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk membantu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) serta relawan lokal. Medan yang berat, akses logistik yang terputus, dan urgensi penyelamatan warga yang terjebak membuat para personel ini harus beradaptasi dengan kondisi serba terbatas. Makan seadanya dan istirahat di sembarang tempat sudah menjadi "makanan sehari-hari" demi memastikan warga terdampak bisa segera dievakuasi ke tempat aman.

Banjir Doa dan Dukungan Netizen

Kesederhanaan dan keterbatasan kondisi para prajurit ini sontak memancing emosi warganet. Banyak yang merasa sedih, namun sekaligus bangga melihat dedikasi tanpa pamrih tersebut. Kolom komentar pun penuh dengan doa dan dukungan.

“Kalo ni vid nyampek ke istrinya pcrnya keluarga. Psti nangis😢 tp sekaligus bangga , kuat² sehat² ya bang komando ✊️,” tulis akun @dewii_hans.

Ada juga yang mengirimkan doa untuk seluruh tim penyelamat. “Kita langitkan doa utk kalian para resque dan saudara2 yg terdampak bencana semoga kalian diberi ektra kekuatan ❤️❤️,” komentar akun @yuli_19702023.

Tak sedikit pula yang membela para petugas dari komentar negatif yang sering muncul saat bencana. “Dan mereka masi di katain lambat...sama manusia" yang cuma mantau dari Medsos....😂😂,” tulis akun @deni.r_.

“Sehat selalu dan selalu dalam lindungan Allah swt, TNI❤️❤️❤️,” tambah akun @caturrijayanto.

Salah satu komentar yang cukup mewakili perasaan banyak orang datang dari pemilik akun @nayaasa_aurora_sadega, “😢Masyallah sedih lihatnya terimakasih untuk perjuangan n pengorbanan segenap jiwa serta raga untuk saudara2 kita d Sumatra Abang2 TNI smoga selalu d berikan kesehatan,keselamatan n slalu dalam lindungan Allah swt Amin🤲🥺🥺.”

Pertanyaan Seputar Bantuan Logistik Makanan & Ransum di Medan Bencana

1. Kenapa mi instan selalu jadi "primadona" logistik saat bencana alam?

Alasannya bukan cuma karena murah, tapi soal efisiensi logistik. Mi instan sangat ringan, mudah didistribusikan dalam jumlah banyak, dan punya masa simpan (kadaluarsa) yang lama. Selain itu, dalam kondisi psikologis korban atau petugas yang drop kedinginan kena air banjir, makanan berkuah hangat dan gurih seperti mi instan bisa jadi mood booster instan yang menenangkan.

2. Bukannya TNI punya Ransum Tempur (MRE)? Kenapa malah makan mi instan?

Betul, TNI punya bekal khusus yang disebut Ransum (seperti T-2 atau C-1) yang padat energi dan siap santap tanpa dimasak. Namun, dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti bencana banjir ini, ransum tempur seringkali disimpan untuk situasi yang benar-benar terisolasi. Jika akses dapur umum masih ada, prajurit biasanya memilih makan masakan dapur umum atau logistik donasi (seperti mi instan) untuk berhemat stok ransum strategis, sekaligus menunjukkan solidaritas dengan apa yang dimakan rakyat.

3. Makan nasi lauk mi instan, apakah gizinya cukup untuk tugas berat SAR?

Secara medis mungkin tidak seimbang, tapi secara "taktis" ini adalah suntikan energi cepat. Petugas SAR butuh kalori yang sangat besar untuk menerjang arus dan mengangkat beban. Karbohidrat ganda (nasi + tepung mi) memberikan "bensin" glukosa cepat yang dibutuhkan otot. Jadi, dalam kondisi darurat 1-2 hari pertama, fokusnya adalah survival dan kenyang, bukan keseimbangan gizi 4 sehat 5 sempurna.

4. Bagaimana cara masak mi dalam jumlah banyak untuk ratusan orang di lokasi banjir?

Biasanya TNI atau Kemensos mendirikan "Dapur Umum Lapangan" (Dumlap). Mereka tidak merebus mi satu per satu per bungkus. Caranya, air dididihkan dalam panci raksasa, mi dimasukkan sekaligus, lalu bumbunya dicampur di wadah besar terpisah atau langsung di panci. Ini teknik masak massal agar ribuan porsi bisa siap dalam waktu singkat.

5. Dari mana dapat air bersih untuk masak mi kalau sekelilingnya banjir?

Ini tantangan logistik terberat. Logistik makanan tidak bisa jalan tanpa logistik air bersih. Biasanya, TNI mengerahkan mobil tangki air atau unit Water Treatment (penjernih air) portabel yang bisa mengubah air keruh menjadi air layak masak. Jika alat ini belum sampai, prioritas air kemasan botol akan digunakan untuk minum dan memasak, makanya bantuan air mineral seringkali lebih krusial daripada beras di hari pertama banjir.