Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli

Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli
Tak bisa bahasa Indonesia menjadi daya tarik tersendiri seorang Shin Yong-hyun. |

Tak memiliki kesulitan menggaet pelanggan.

Layaknya Nina, masih ada banyak penggemar budaya Korea Selatan lainnya yang senang makan di Mama Kimchi, begitulah yang dijelaskan oleh Yenny. Wanita asal Surabaya ini mengaku tak terlalu kesulitan mencari pelanggan sejak Mama Kimchi baru berdiri pada 2020. Target bisnisnya kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa, tapi tak jarang anak-anak hingga orang dewasa juga senang mampir ke restorannya.

"Kita di sini tuh nggak usah ngenalin ya, karena booming (ramai) tentang Korea, anak-anak sekarang apa-apa (senang) Korea. Kenapa kita nggak coba masuk ke situ, dari situ bojoku bilang, apa sih yang paling disukai orang-orang Indonesia, (kujawab) mi, ya kan, (seperti) jjamppong dan jjajangmyeon. Dan aku di sini mainnya di porsi, banyak, karena (sasarannya) anak kuliah ya, beda sama yang high class (restoran mewah)," ujar Yenny.

Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli

foto: brilio.net/shahfara

Yenny pun menceritakan awal mula kenapa bisnis miliknya dan suami bisa ramai, yaitu lewat undangan dari event organizer acara Korean Day di kampus UGM. Saat itu ia bertemu dengan salah satu food vlogger di Yogyakarta yang meminta izin untuk mempromosikan hidangannya ke media sosial. Mulai dari situlah nama Mama Kimchi semakin terkenal.

Yenny dan Shin Yong-hyun juga berhasil mendapatkan pelanggan dari luar kota dan pulau. Usai mengingat-ingat sebentar, Yenny berkata ia dan suami sampai pernah mengirim beberapa kilogram kimchi ke Aceh menggunakan jasa logistik satu hari sampai. Pengiriman kimchi tersebut jadi momen tak terlupakan bagi Yenny dan Shin Yong-hyun karena lokasinya paling jauh.

Pengiriman kimchi tersebut jadi momen tak terlupakan bagi Yenny dan Shin Yong-hyun karena lokasinya paling jauh.

Sempat menangis lantaran mendapat kritik pedas.

Perjalanan Shin Yong-hyun dan Yenny merintis bisnis kuliner nggak melulu menyenangkan. Yenny mengaku sempat begitu terpukul sampai menangis karena mendapatkan kritik pedas dari pelanggan.

Bahkan, ada satu waktu saat ia mengelola Mama Kimchi tanpa ditemani sang suami, tiba-tiba ada pelanggan memprotes hidangan sampai-sampai memintanya memanggil owner (pemilik) Mama Kimchi. Rupanya pelanggan tersebut tak tahu kalau Yenny juga owner restoran tersebut dan menganggapnya sebagai pegawai biasa.

"Pulang-pulang aku nangis sama bojoku, (kubilang) kamu tahu nggak sih buka restoran kayak gini tuh aku dipandang sebelah mata," kata wanita 30-an tahun ini saat menceritakan suka dukanya menggeluti bisnis kuliner.

Meski begitu, hingga saat ini Yenny dan Shin Yong-hyun masih rutin membaca ulasan pelanggan baik di media sosial ataupun aplikasi ojek online. Pasalnya, dari ulasan tersebutlah ia bisa mendapat informasi untuk meningkatkan kualitas dagangannya agar Mama Kimchi bisa terus berjalan dengan baik.

Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli

foto: brilio.net/shahfara

Yenny mengatakan, komentar atau kritik pedas untuk Mama Kimchi tersebut kebanyakan datang dari orang Indonesia. Makanya kadang-kadang ia lebih senang mendapatkan pelanggan orang Korea ataupun bule, sebab orang Korea cenderung memberikan komentar membangun dan bule suka memberi uang tip jika senang dengan hidangan yang disajikan.

Sementara dari sudut pandang Shin Yong-hyun, ia lebih jarang mendapat komentar atau kritik langsung dari pelanggan Indonesia, karena kendala bahasa. Pria ini hanya berbicara dalam bahasa Korea ataupun Inggris. Namun, saat mendapat kritik, ia lantas bersigap menegur pegawainya agar tetap fokus memasak hidangan dengan baik.

Tujuan Mama Kimchi di masa yang akan datang.

Yenny menuturkan, karakter orang-orang Korea Selatan seperti suaminya selalu punya rencana hidup di masa yang akan datang. Nggak heran ia dan suami punya mimpi membuka lebih banyak cabang outlet Mama Kimchi. Bahkan, ia dan suami punya impian membuka bisnis kuliner ini di berbagai daerah lain di Indonesia.

"Dia harus memikir 5 tahun ke depan seperti apa, jadi otak itu nggak boleh nyantai atau bodo amat, itu nggak boleh," tegas Yenny.

Ia pun memberi bocoran menu baru yang sebentar lagi hadir di Mama Kimchi nih, yaitu patbingsu, dessert dingin ala Korea Selatan. Yenny mengatakan, patbingsu di Mama Kimchi punya ciri khas 'Korea banget'. Lebih tepatnya, patbingsu Mama Kimchi bukan sekadar dibuat dari es serut seperti yang kebanyakan dijual di Indonesia, melainkan dari campuran es dan susu, sehingga hasilnya lebih lembut.

Buat penggemar kuliner yang tertarik mampir ke Mama Kimchi, restoran ini sudah memiliki dua cabang di Yogyakarta. Mama Kimchi 1 terletak di Jalan Karangmalang (area pujasera Burjo Borneo Bolodewo Lembah UGM) dan Mama Kimchi 2 di Jalan Timuran. Bukan hanya datang langsung, kamu juga bisa membeli hidangan dari Mama Kimchi lewat aplikasi ojek online.

Restoran ini pun buka setiap hari. Untuk hidangannya, Mama Kimchi sudah punya sekitar 15 menu. Di antaranya jjajangmyeon, jjamppong, bibimbap, tteokbokki, ramen, dan lain sebagainya. Harganya juga 'anak kos friendly', yakni berkisar Rp20.000 sampai Rp50.000-an saja sudah membuat perut kenyang.

Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli

foto: brilio.net/shahfara

(brl/lut)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya