Brilio.net - Siapa sih yang nggak kenal Jaja Miharja? Pedangdut senior yang satu ini nggak cuma dikenal lewat suara khasnya, tapi juga cerita-cerita lucu soal hobinya makan, terutama olahan kambing dan durian. Tapi, di balik kelezatan kepala kambing yang bikin ngiler, ternyata ada risiko kesehatan yang nggak boleh dianggap enteng, lho! Yuk, simak dulu cerita lengkapnya biar kamu nggak asal ngikutin tren tanpa tahu efek sampingnya.

Cerita Jaja Miharja: Dari IGD Sampai Ngidam Soto

Baru-baru ini, Jaja Miharja harus dirawat di rumah sakit karena sempat tak sadarkan diri selepas salat Ashar. Setelah diobservasi, dokter mendiagnosa Jaja mengalami infeksi pada paru dan ginjal. Sebagai pasien dengan riwayat diabetes, Jaja memang harus ekstra hati-hati soal makanan yang dikonsumsi.

Menurut Vita, putri Jaja Miharja, ayahnya memang tipe yang doyan makan. Bahkan, saat masih di IGD dan belum sepenuhnya sadar, Jaja masih sempat-sempatnya minta soto ke keluarganya.

“Harusnya diet, harusnya, tapi tahu sendiri dong dia. Di IGD aja pas habis sadar tapi masih nunggu ruangan, dia gini, ‘shhutt, soto dong soto’. Minta soto dong lagi kondisi pakai alat,” cerita Vita di Rumah Sakit St Carolus, Jakarta Pusat pada Sabtu (31/5) lalu, dikutip dari Liputan6.

Kepala Kambing, Favorit yang Bikin Was-was

Bukan cuma daging kambing, Jaja Miharja ternyata paling suka bagian kepalanya!

“Ayah hobinya kambing, duren. Tapi nggak dagingnya, palanya. Enak itu, kena otaknya waah. Selera makan ada, tapi nggak boleh yang macem-macem dulu sama dokter,” kata Jaja.

Sayangnya, makanan favorit ini justru masuk daftar pantangan dari dokter. Soalnya, kepala kambing—terutama bagian otaknya—mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi. Kalau dikonsumsi berlebihan, bisa banget memicu kolesterol tinggi, tekanan darah naik, bahkan memperparah kondisi ginjal dan diabetes.

Sampai Cucu Ikut Melarang

Nggak cuma anak-anak, cucu-cucu Jaja juga ikut cerewet kalau sang kakek mulai ngidam makanan yang berisiko.

“Wah cerewet, sampai cucu ngelarang kita makan. Pertama makan ini nggak usah katanya. (Makannya) agar-agar, apa enaknya agar-agar,” tutur Jaja. Tapi, namanya juga kakek-kakek, kadang tetap saja bandel kalau sudah urusan makanan kesukaan.

Makan Enak, Hati Senang: Tapi Jangan Lupa Batasan

Meski sudah diingatkan, Jaja tetap percaya bahwa makan enak bikin hati senang dan imunitas naik.

“Bawelan dia (Jaja). Kadang-kadang keluar sama supir berdua, ya yang penting sehat hatinya senang. Penyakit tua sih, sudah 84 tahun lho. Sudah paling senior, kan di dangdut paling tua ya Yah,” ucap Vita.

Tapi, buat kamu yang masih muda, jangan asal ikut-ikutan ya! Makan kepala kambing boleh aja sesekali, tapi jangan lupa cek dulu kondisi kesehatan kamu. Apalagi kalau punya riwayat kolesterol, darah tinggi, atau diabetes, sebaiknya batasi konsumsi makanan tinggi lemak seperti kepala kambing.

Biasanya Kepala Kambing Diolah Jadi Apa?

Kepala kambing yang sudah dibersihkan dan diolah dengan benar biasanya dijadikan berbagai hidangan lezat yang populer di Indonesia, seperti:

- Gulai Kepala Kambing: Kuah santan dengan rempah yang kaya, memberikan rasa gurih dan hangat.
- Sop Kepala Kambing: Kuah bening dengan bumbu rempah, cocok buat yang suka rasa ringan tapi kaya aroma.
- Rica-rica Kepala Kambing: Olahan pedas dengan bumbu khas Manado yang menggugah selera.
- Kepala Kambing Bakar: Kepala kambing yang dibakar langsung dengan bumbu khas, biasanya disajikan dengan sambal dan lalapan.

Cara Mengolah Kepala Kambing yang Benar Agar Lezat dan Aman

Supaya kepala kambing yang kamu masak nggak bau prengus dan tetap empuk, ada beberapa langkah penting yang harus kamu ikuti:

1. Bakar Kepala Kambing Terlebih Dahulu

Bakar kepala kambing dengan api kecil sampai bulu-bulunya habis terbakar. Ini membantu menghilangkan bulu halus dan bau amis yang sering jadi masalah.

2. Kikis dan Bersihkan Bulu Sisa

Setelah dibakar, gunakan pisau tajam untuk mengikis bulu dan kotoran yang masih menempel. Bersihkan kepala kambing dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.

3. Belah Kepala Kambing

Membelah kepala kambing dari pangkal ke hidung memudahkan proses perebusan dan membuat bumbu meresap lebih maksimal.

4. Rebus Berkali-kali

Rebus kepala kambing setidaknya tiga kali: rebusan pertama untuk menghilangkan kotoran, rebusan kedua untuk membersihkan gigi dan bagian dalam kepala, dan rebusan ketiga untuk menghilangkan bau prengus. Bisa juga menggunakan presto agar lebih cepat empuk.

5. Gunakan Bumbu Penghilang Bau

Saat merebus, tambahkan bumbu seperti jahe, bawang putih, bawang merah, cabai, serai, daun jeruk, daun salam, lengkuas, dan pala. Bumbu ini tidak hanya menambah rasa tapi juga membantu mengurangi bau amis kepala kambing.

6. Masak dengan Metode yang Sesuai

Setelah direbus, kepala kambing siap diolah menjadi gulai, sop, rica-rica, atau sate sesuai selera. Pastikan memasak dengan api kecil agar daging tetap empuk dan bumbu meresap sempurna.

Cara Menurunkan Risiko Bahaya Kesehatan Saat Memasak Kepala Kambing

Selain teknik memasak yang benar, ada beberapa tips yang bisa membantu menurunkan risiko kesehatan dari konsumsi kepala kambing:

- Batasi Porsi Konsumsi

Karena kepala kambing mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi, konsumsi secukupnya saja, jangan berlebihan apalagi setiap hari.

- Pilih Bagian yang Lebih Rendah Lemak

Hindari terlalu banyak makan bagian otak kepala kambing yang paling tinggi kolesterolnya.

- Padukan dengan Sayuran

Sajikan kepala kambing dengan banyak sayur segar atau lalapan untuk menyeimbangkan asupan nutrisi dan membantu pencernaan.

- Hindari Tambahan Garam dan Santan Berlebihan

Gunakan bumbu secukupnya agar tidak memperparah tekanan darah atau diabetes.

- Konsultasi dengan Dokter Jika Memiliki Penyakit Kronis

Terutama bagi yang punya riwayat diabetes, kolesterol tinggi, atau masalah ginjal, sebaiknya diskusikan dulu soal konsumsi kepala kambing dengan dokter.

Efek Samping Makan Kepala Kambing yang Perlu Kamu Tahu

Biar makin paham, ini dia beberapa efek samping makan kepala kambing yang wajib kamu waspadai:

- Kolesterol Tinggi: Kepala kambing, terutama bagian otak, kaya akan kolesterol dan lemak jenuh yang bisa memicu penyakit jantung.
- Tekanan Darah Naik: Lemak dan garam dalam olahan kepala kambing bisa bikin tekanan darah melonjak.
- Risiko Penyakit Ginjal: Konsumsi makanan tinggi lemak dan protein hewani bisa memperberat kerja ginjal, apalagi kalau sudah ada masalah ginjal sebelumnya.
- Memperburuk Diabetes: Buat yang punya diabetes, makanan berlemak tinggi bisa memperparah kondisi gula darah.