Brilio.net - Perdebatan soal talenan plastik dan talenan kayu seakan tidak pernah mencapai titik temu. Ada yang menganggap plastik lebih higienis, sementara yang lain merasa kayu jauh lebih aman untuk urusan dapur. Setiap orang punya argumen masing-masing, sampai akhirnya isu ini kembali ramai dibahas di media sosial.
Percakapan warganet tentang topik ini sempat memanas di Facebook. Salah satu tanggapan yang ikut viral datang dari pengguna Facebook Daniel Hananya Sinaga II. Dalam sebuah postingan yang diunggah di akun tersebut, ia mengungkapkan tentang potensi bakteri yang berkembang di antara talenan plastik dan talenan kayu.
"Bakteri yang masuk ke dalam pori-pori kayu cenderung mati sedangkan di talenan plastik bakterinya berkembang biak. Lagian talenan plastik juga beresiko mengkontaminasi makanan dengan mikroplastik. Jadi fix ya, yang masih pake talenan plastik tukar secepatnya dengan talenan kayu," tulisnya dikutip BrilioFood dari Facebook Daniel Hananya Sinaga II pada Jumat (12/12).
Pernyataan itu membuat banyak orang penasaran, apakah benar kayu bisa "membunuh" bakteri? Di sinilah penelitian dari University of Wisconsin mulai banyak dibicarakan kembali.
Temuan penting dari University of Wisconsin.
foto: freepik.com
Penelitian dari University of Wisconsin yang diunggah di pubmed.ncbi.nlm.nih.gov ini memecahkan banyak anggapan yang selama ini dipercaya masyarakat. Para mikrobiolog pangan di kampus tersebut menguji talenan kayu dan talenan plastik dengan tiga jenis bakteri berbahaya, yakni Salmonella, Listeria, dan E. coli yang biasanya ditemukan pada bahan makanan mentah.
Hasilnya tidak seperti yang banyak orang bayangkan selama ini. Bakteri pada talenan kayu hampir seluruhnya mati hanya dalam hitungan menit. Kondisi ini terjadi walaupun talenan tidak dicuci memakai sabun, air panas, atau cairan khusus.
Talenan plastik justru menunjukkan perilaku berbeda. Bakteri tidak mati walau sudah dibiarkan beberapa waktu. Permukaan yang tergores pisau menjadi tempat sembunyi ideal bagi bakteri untuk bertahan hidup.
Mengapa kayu lebih aman untuk digunakan?
foto: freepik.com
Para peneliti mencoba mencari tahu alasan kayu bisa bekerja seperti perangkap alami bagi bakteri. Struktur kayu ternyata mampu menarik kelembapan dan cairan ke bagian dalam seratnya. Bakteri ikut terseret masuk dan akhirnya kehilangan kesempatan untuk berkembang.
Permukaan kayu membuat bakteri sulit kembali ke bahan makanan. Kondisi tersebut membuat risiko kontaminasi silang semakin kecil. Situasi ini berbeda jauh dari talenan plastik yang cenderung menahan bakteri di permukaannya.
Bakteri pada talenan kayu tidak hanya tidak menular ke makanan, tetapi juga tidak bisa berkembang dalam jangka panjang. Struktur kayu yang berpori justru membuat bakteri kehabisan nutrisi. Hal ini menjelaskan mengapa talenan kayu sudah digunakan selama ratusan tahun tanpa masalah besar.
Mengapa talenan plastik justru berisiko?
foto: freepik.com
Permukaan plastik memang tampak halus saat baru dibeli. Goresan kecil mulai muncul setelah dipakai beberapa kali untuk memotong bahan makanan. Goresan inilah yang menjadi rumah nyaman untuk bakteri bertahan hidup.
Bakteri yang terselip di celah goresan sulit dibersihkan. Sabun, spons, maupun air panas sering tidak bisa menjangkau bagian terdalam dari celah tersebut. Kondisi ini membuat jumlah bakteri bisa meningkat dari waktu ke waktu.
Penggunaan talenan plastik dalam jangka panjang menimbulkan risiko lain. Permukaan yang aus bisa melepaskan partikel mikroplastik ke makanan. Situasi ini membuat talenan plastik tidak hanya berisiko dari sisi bakteri, tetapi juga dari kemungkinan kontaminasi partikel kecil yang tidak terlihat.