Brilio.net - Pernah nggak sih kamu semangat membeli cumi segar di pasar, membayangkan akan menyantap cumi saus Padang atau cumi goreng tepung yang lezat di rumah? Namun, semua ekspektasi indah itu buyar ketika gigitan pertama terasa. Bukannya empuk dan juicy, cumi yang kamu masak malah punya tekstur alot dan keras, mirip seperti sedang mengunyah karet. Kalau kamu pernah mengalaminya, tenang, kamu tidak sendirian. Ini adalah masalah klasik yang sering dihadapi banyak orang saat mengolah seafood satu ini.
Kegagalan memasak cumi hingga menjadi alot sering kali membuat orang jadi trauma dan enggan mencoba lagi. Padahal, cumi adalah salah satu bahan makanan laut yang sangat lezat, serbaguna, dan kaya akan protein. Sayang sekali kan kalau harus mencoretnya dari daftar menu favorit?
Nah, kabar baiknya, memasak cumi agar empuk sempurna itu sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya bukan pada bumbu yang rumit atau alat masak yang canggih, melainkan pada pemahaman tentang karakter daging cumi itu sendiri, terutama soal durasi memasak.
Yuk, lupakan sejenak pengalaman pahitmu dengan si cumi karet. Artikel ini akan memandumu langkah demi langkah, mulai dari memilih cumi berkualitas hingga membongkar rahasia utama soal waktu memasak yang akan mengubah caramu mengolah cumi selamanya. Siap-siap ucapkan selamat tinggal pada cumi alot!
Langkah Awal: Pilih Cumi Segar Berkualitas
Semua masakan lezat berawal dari bahan baku terbaik. Prinsip ini juga berlaku mutlak saat kamu akan memasak cumi. Cumi yang segar memiliki tekstur alami yang lebih kenyal dan kandungan air yang optimal, sehingga lebih mudah diolah menjadi empuk. Berikut ciri-ciri cumi segar yang perlu kamu perhatikan:
Harga cumi hitam nasi jamblang Cirebon Rp15.000, yuk coba resep cumi hitam yang rasanya nendang
- Warna dan Kulit
Pilih cumi yang kulitnya masih cerah, berkilau, dan tidak kusam. Bintik-bintik warna pada kulitnya pun masih terlihat jelas. Hindari cumi yang kulitnya sudah robek, pucat, atau kemerahan.
- Tekstur Daging
Coba tekan sedikit daging cumi. Cumi segar akan terasa kenyal, padat, dan akan kembali ke bentuk semula saat ditekan. Jika terasa lembek atau berlendir, lebih baik jangan dipilih.
- Mata
Mata cumi yang jernih dan menonjol adalah indikator kesegaran yang baik. Hindari cumi dengan mata yang sudah keruh, kempes, atau kemerahan.
- Aroma
Cumi segar memiliki aroma laut yang khas dan tidak menyengat. Jika kamu mencium bau amis yang tajam atau bau busuk, itu pertanda cumi sudah tidak layak konsumsi.
Teknik Membersihkan Cumi, Fondasi Rasa yang Nikmat
Setelah mendapatkan cumi terbaik, proses selanjutnya adalah membersihkannya dengan benar. Proses ini penting untuk menghilangkan bagian yang tidak bisa dimakan dan mengurangi aroma amis.
1. Pisahkan Kepala dan Badan
Pegang badan cumi dengan satu tangan dan tarik perlahan bagian kepala dan tentakelnya hingga terlepas dari badan. Jeroan dan kantung tinta biasanya akan ikut tertarik keluar.
2. Buang Bagian yang Tidak Perlu
Di bagian kepala, buang bagian mata dan bagian keras seperti paruh yang ada di tengah-tengah tentakel. Sisihkan tentakelnya karena bisa ikut dimasak.
3. Keluarkan Tulang Transparan
Di dalam badan cumi, kamu akan menemukan sejenis tulang rawan yang tipis dan transparan seperti plastik. Tarik keluar tulang ini hingga bersih.
4. Bersihkan Rongga Badan
Bilas bagian dalam rongga badan cumi di bawah air mengalir untuk memastikan semua sisa jeroan bersih.
5. Simpan atau Buang Kantung Tinta
Hati-hati jangan sampai kantung tinta pecah jika kamu tidak ingin memasak cumi hitam. Namun, jika kamu ingin membuat cumi masak hitam, simpan kantung tinta ini dalam sebuah wadah kecil.
6. Kupas Kulit Ari (Opsional)
Untuk tampilan yang lebih bersih dan putih, kamu bisa mengupas lapisan kulit ari berbintik yang menyelimuti badan cumi. Cukup kerok sedikit dengan ujung pisau lalu tarik kulitnya. Langkah ini juga diyakini sebagian orang dapat membuat tekstur cumi sedikit lebih empuk.
Rahasia Utama: Aturan Dua Jendela Waktu Memasak
Inilah bagian terpenting yang menjadi kunci dari semua tips memasak cumi. Daging cumi memiliki struktur protein yang unik. Jika dimasak terlalu sebentar, ia belum matang. Jika dimasak terlalu lama (dalam rentang waktu tertentu), proteinnya akan mengencang dan mengeluarkan semua cairannya, membuatnya alot. Namun, jika dimasak lebih lama lagi, jaringan ikatnya akan pecah dan membuatnya kembali empuk.
Maka, lahirlah aturan "Dua Jendela Waktu" yang harus kamu patuhi: masak sangat cepat, atau masak sangat lama. Hindari waktu memasak yang tanggung atau "nanggung" di antara keduanya.
1. Jendela Waktu Pertama: Masak Super Cepat (Kurang dari 3 Menit)
Metode ini adalah yang paling umum digunakan untuk hidangan cumi tumis seperti cumi saus tiram, cumi lada hitam, atau cumi asam manis.
Caranya: Gunakan api yang sangat besar dan wajan yang sudah benar-benar panas. Pastikan semua bumbu sudah matang dan saus sudah siap. Masukkan cumi yang sudah dipotong-potong di tahap paling akhir. Aduk cepat selama 1 hingga 3 menit saja, atau sampai daging cumi berubah warna menjadi putih susu dan tidak lagi transparan. Segera angkat dan sajikan.
Mengapa ini berhasil? Panas tinggi memasak cumi dengan cepat sebelum proteinnya sempat mengerut dan menjadi keras. Dagingnya matang, namun tetap lembut dan juicy.
2. Jendela Waktu Kedua: Masak Sangat Lama (Lebih dari 30 Menit)
Metode ini cocok untuk hidangan berkuah kental seperti gulai cumi, semur cumi, atau kari cumi.
Caranya: Gunakan api kecil atau sedang. Masak cumi bersama bumbu dan kuah dalam waktu yang lama, minimal 30 hingga 45 menit, bahkan bisa sampai satu jam.
Mengapa ini berhasil? Saat melewati "fase alot" (sekitar 5-20 menit), jaringan kolagen pada daging cumi akan mulai pecah dan berubah menjadi gelatin jika dimasak lebih lama lagi dengan api kecil. Proses ini akan membuat dagingnya menjadi luar biasa empuk dan lumer di mulut.
Zona Berbahaya: Hindari memasak cumi dalam rentang waktu 5 hingga 20 menit. Inilah "lembah kematian" di mana cumi akan mencapai tingkat kealotan puncaknya.
Tips Tambahan untuk Tekstur Sempurna
- Kerat-Kerat Daging Cumi: Sebelum dimasak, buatlah beberapa keratan dangkal (jangan sampai putus) pada permukaan daging cumi. Ini membantu panas masuk lebih cepat dan merata, serta membuat bumbu lebih meresap.
- Jangan Masak Terlalu Banyak Sekaligus: Hindari memasukkan cumi terlalu banyak ke dalam wajan dalam satu waktu. Ini akan menurunkan suhu wajan secara drastis, membuat cumi jadi seperti direbus dan mengeluarkan banyak air, yang akhirnya membuatnya alot. Masaklah secara bertahap jika porsinya banyak.
- Lakukan Marinasi: Untuk menambah kelembutan, kamu bisa merendam potongan cumi dalam perasan jeruk nipis atau nanas selama 15-20 menit sebelum dimasak. Enzim pada buah-buahan ini dapat membantu melunakkan protein. Selain itu, merendam cumi dalam susu juga bisa menjadi trik untuk membuatnya lebih empuk.
Dengan memahami rahasia waktu ini, memasak cumi bukan lagi hal yang menakutkan. Kamu bisa bebas berkreasi dengan berbagai olahan cumi dan menyajikannya dengan percaya diri. Selamat mencoba!
Frequently Asked Questions (FAQ) Seputar Memasak Cumi
1. Bagaimana cara menyimpan cumi segar jika tidak langsung dimasak?
Bersihkan cumi terlebih dahulu sesuai langkah di atas, lalu keringkan dengan tisu dapur. Simpan dalam wadah kedap udara atau kantong ziplock. Cumi bisa bertahan 1-2 hari di bagian chiller kulkas (bagian terdingin). Untuk penyimpanan lebih lama, bekukan di freezer dan bisa bertahan hingga 2-3 bulan.
2. Apakah bisa menggunakan cumi beku? Bagaimana cara mengolahnya?
Tentu saja bisa. Cara terbaik mencairkan cumi beku adalah dengan memindahkannya dari freezer ke chiller dan membiarkannya semalaman. Hindari mencairkan dengan air panas karena akan merusak teksturnya. Setelah benar-benar lumer, keringkan dengan tisu dapur sebelum dimasak, karena cumi beku cenderung mengeluarkan lebih banyak air.
3. Apa bedanya cumi-cumi, sotong, dan gurita?
Cumi-cumi memiliki tubuh panjang meruncing seperti torpedo dan "tulang" transparan yang tipis. Sotong (cuttlefish) badannya lebih pipih, lebar, dan memiliki cangkang dalam berwarna putih yang keras (disebut totok). Gurita (octopus) tidak memiliki cangkang sama sekali dan ciri khasnya adalah delapan lengan yang panjang dan bulat.
4. Mengapa cumi yang saya masak mengeluarkan banyak sekali air?
Ini biasanya terjadi karena dua hal: wajan yang kurang panas saat cumi dimasukkan, atau memasak cumi dalam jumlah terlalu banyak sekaligus (overcrowding). Hal ini membuat suhu wajan turun drastis, sehingga cumi tidak tergoreng/tertumis dengan cepat melainkan "terstim" dan mengeluarkan cairannya.
5. Apakah tinta cumi aman dikonsumsi dan apa rasanya?
Sangat aman dan lezat! Tinta cumi sering digunakan sebagai pewarna dan perasa alami dalam masakan, seperti pada nasi goreng hitam atau cumi masak tinta. Rasanya cenderung gurih, sedikit asin, dengan aroma laut yang khas (rasa umami). Tinta cumi juga dipercaya memiliki beberapa manfaat kesehatan.