Kenapa rempeyek buatanku selalu gagal? Cek 7 masalah umum ini dan cara mengatasinya
Diperbarui 31 Jul 2025, 13:06 WIB
Diterbitkan 1 Agt 2025, 13:00 WIB

Brilio.net - Bayangkan suara "kriuk" renyah saat rempeyek terbelah sempurna di gigitan pertama. Rasa gurih dari adonan yang pas, berpadu dengan isian kacang atau ikan teri yang nikmat. Membuat camilan legendaris ini di rumah seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan, bukan? Bisa untuk teman nonton film, lauk pendamping makan nasi, atau bahkan jadi stok suguhan saat ada tamu dadakan. Momen inilah yang pasti kamu harapkan saat memutuskan untuk pertama kali mencoba resep rempeyek dari internet.
Namun, ekspektasi seringkali tak seindah realita. Alih-alih mendapatkan rempeyek tipis nan renyah, yang tersaji di piring justru peyek yang kerasnya mirip batu, atau malah lembek dan penuh minyak. Rasanya ingin menyerah dan bilang, "Sudahlah, beli jadi saja."
Tunggu dulu, jangan buru-buru kibarkan bendera putih. Kegagalan dalam membuat rempeyek itu wajar, kok. Seringkali, masalahnya bukan pada resep yang salah, melainkan pada detail-detail kecil yang terlewatkan. Yuk, bareng-bareng BrilioFood membedah bersama satu per satu masalah yang sering kamu hadapi dan temukan solusinya agar bisamasak di rumahdengan hasil membanggakan!
1. Kenapa Hasilnya Keras Seperti Batu?
Ini mungkin masalah paling umum. Kamu sudah berharap hasilnya akan serenyah kerupuk, tapi nyatanya butuh tenaga ekstra hanya untuk mematahkannya. Apa yang salah?
Penyebab:
- Terlalu Banyak Tepung: Komposisi adonan adalah kunci. Jika tepung beras terlalu dominan dan perbandingan dengan air atau santan tidak seimbang, adonan akan menjadi sangat padat. Saat digoreng, ia tidak bisa mengembang tipis dan hasilnya menjadi keras.
- Adonan Terlalu Kental: Konsistensi adonan rempeyek seharusnya cair, sedikit lebih kental dari susu cair. Jika adonanmu terlalu kental seperti adonan bakwan, ia akan menggumpal saat digoreng dan butuh waktu lebih lama untuk matang. Proses goreng yang lama inilah yang membuatnya jadi keras, bukan renyah.
- Penggunaan Putih Telur: Beberapa resep mungkin menyarankan telur. Namun, penggunaan putih telur cenderung memberikan hasil akhir yang garing keras dan kokoh, bukan renyah rapuh seperti yang kita inginkan pada rempeyek.
Cara Mengatasinya:
- Patuhi Takaran: Gunakan sendok takar atau timbangan digital untuk akurasi. Pastikan perbandingan tepung beras, tepung tapioka (jika pakai), dan cairan (santan/air) sudah tepat.
- Cek Konsistensi Adonan: Adonan yang ideal seharusnya bisa mengalir lancar saat disendok dan dituang ke pinggir wajan. Jika terlalu kental, tambahkan air atau santan encer sedikit demi sedikit hingga mencapai kekentalan yang pas.
- Gunakan Air Kapur Sirih: Alih-alih telur, tambahkan sedikit larutan bening air kapur sirih. Bahan ini adalah rahasia kuno untuk mendapatkan tekstur yang super renyah dan rapuh. Cukup 1-2 sendok makan untuk satu resep standar.
2. Kenapa Sangat Berminyak?
Rempeyek yang enak itu kering dan tidak meninggalkan genangan minyak di jari. Jika hasil buatanmu justru sebaliknya, coba periksa beberapa hal ini.
Penyebab:
- Api Terlalu Kecil: Menggoreng dengan api kecil membuat rempeyek "berendam" terlalu lama di dalam minyak. Akibatnya, minyak punya banyak waktu untuk meresap ke dalam adonan sebelum ia sempat mengering.
- Adonan yang Salah: Adonan yang terlalu banyak air dan kurang gurih (misalnya kurang santan kental) cenderung lebih mudah menyerap minyak.
- Terlalu Sering Dibalik: Membolak-balik rempeyek saat ia belum cukup kokoh akan merusak lapisan luarnya. Ini membuka "pori-pori" adonan dan membuat minyak gampang masuk.
Cara Mengatasinya:
- Gunakan Api Sedang-Besar: Pastikan minyak sudah benar-benar panas sebelum adonan masuk. Tanda minyak panas adalah muncul buih-buih kecil saat kamu mencelupkan ujung sendok kayu. Setelah adonan masuk dan mulai kokoh, kamu bisa sedikit menurunkan apinya ke level sedang agar tidak gosong.
- Balik Sekali Saja: Biarkan satu sisi rempeyek matang dan kokoh (biasanya ditandai dengan pinggirannya yang mulai kecoklatan) baru kemudian balik. Satu kali balikan sudah cukup.
3. Kenapa Tidak Bisa Renyah?
Keras sudah, berminyak sudah, sekarang masalahnya tidak renyah alias sedikit liat. Ini adalah mimpi buruk lainnya.
Penyebab:
- Minyak Kurang Panas: Ini adalah kebalikan dari api terlalu besar. Jika minyak kurang panas saat adonan dituang, adonan tidak akan mengalami "kejutan panas" yang membuatnya langsung mekar dan renyah. Ia malah akan matang perlahan dan hasilnya jadi lembek.
- Adonan Terlalu Tebal: Bahkan dengan teknik yang benar, jika kamu menuang adonan terlalu banyak dalam satu sendok, hasilnya pasti akan tebal dan sulit mencapai kerenyahan maksimal.
- Proses Penirisan Kurang Maksimal: Langsung menumpuk rempeyek di piring setelah diangkat dari wajan adalah kesalahan fatal. Minyak sisa akan terkumpul di bawah dan membuat bagian yang tertumpuk jadi lembap dan melempem.
Cara Mengatasinya:
- Tes Suhu Minyak: Selalu uji kepanasan minyak sebelum mulai menggoreng.
- Satu Sendok Sayur Tipis: Gunakan satu sendok sayur untuk satu rempeyek. Tuang tipis-tipis di sepanjang pinggiran wajan.
- Tiriskan dengan Benar: Gunakan rak kawat (cooling rack) untuk meniriskan rempeyek. Letakkan rempeyek dalam posisi berdiri atau bersandar agar minyak bisa turun sempurna dan sirkulasi udara membuat semua bagian kering merata.
4. Kenapa Rasanya Pahit?
Sudah berhasil renyah, eh rasanya malah pahit. Jangan langsung buang adonannya, mungkin penyebabnya sepele.
Penyebab:
- Bawang Putih Gosong: Saat menumis bumbu halus (jika resepmu menggunakan metode ini) atau jika potongan bawang putih dalam adonan terlalu besar dan gosong saat digoreng, ini akan meninggalkan rasa pahit yang dominan.
- Kunyit Terlalu Banyak: Kunyit memang memberi warna cantik, tapi jika takarannya berlebihan, ia akan memberikan jejak rasa sedikit pahit atau getir.
- Pakai Minyak Jelantah: Menggunakan minyak bekas menggoreng bahan lain (misalnya ikan atau jengkol) jelas akan merusak rasa otentik rempeyek. Minyak yang sudah terlalu sering dipakai juga cenderung menghasilkan rasa tidak enak.
Cara Mengatasinya:
- Haluskan Bumbu Sempurna: Pastikan semua bumbu, terutama bawang putih dan kemiri, benar-benar halus dan tercampur rata di adonan.
- Takaran Kunyit yang Pas: Gunakan kunyit secukupnya, hanya untuk semburat warna kuning keemasan yang cantik.
- Gunakan Minyak Baru: Untuk hasil terbaik, selalu gunakan minyak baru yang bersih saat menggoreng rempeyek.
5. Kenapa Isiannya Rontok Semua?
Apa gunanya rempeyek kacang kalau kacangnya berenang bebas di dasar wajan? Ini masalah yang bikin gemas.
Penyebab:
- Adonan Terlalu Encer: Jika adonan terlalu cair, ia tidak punya kekuatan untuk "memegang" isian seperti kacang, teri, atau ebi. Saat dituang, isian akan langsung melorot ke bawah.
- Isian Tidak Tercampur Rata per Sendok: Biasanya, orang mencampur semua isian ke dalam baskom adonan. Saat mengambil adonan, kadang hanya dapat adonannya saja, kadang isiannya terlalu banyak.
Cara Mengatasinya:
- Atur Kekentalan: Pastikan adonan punya kekentalan yang pas (seperti dijelaskan di poin pertama).
- Teknik 'Sendok demi Sendok': Cara paling jitu adalah: ambil satu sendok sayur adonan, lalu taburkan isian (misal 5-6 potong kacang) di atas adonan di sendok tersebut. Aduk sedikit di sendok, baru tuang ke wajan. Dengan cara ini, setiap rempeyek dijamin punya isian yang merata.
6. Kenapa Bentuknya Tebal di Tengah?
Bentuk ideal rempeyek adalah tipis di seluruh permukaan. Tapi kenapa seringnya tebal di tengah dan tipis di pinggir?
Penyebab:
- Kesalahan Teknik Menuang: Ini murni masalah teknik. Jika kamu menuang adonan langsung ke tengah wajan atau menuangnya di satu titik di pinggir wajan, adonan akan mengumpul di bagian bawah dan membentuk gumpalan tebal.
Cara Mengatasinya:
- Tuang Sambil Digoyang: Pegang sendok sayur berisi adonan, lalu tuang di pinggiran atas wajan sambil menggerakkan sendokmu melingkar mengikuti bentuk wajan. Gerakan ini akan menyebarkan adonan menjadi lapisan yang sangat tipis. Kemudian, siram-siram dengan minyak panas agar adonan terlepas dari pinggiran wajan dan turun ke tengah untuk dimatangkan.
7. Kenapa Cepat Melempem Padahal Disimpan di Toples?
Ini adalah tahap terakhir yang paling menyedihkan. Rempeyek sudah sempurna, tapi besoknya sudah tidak "kriuk" lagi.
Penyebab:
- Disimpan Saat Masih Hangat: Uap panas dari rempeyek yang belum dingin total akan terperangkap di dalam toples. Uap ini kemudian akan berubah menjadi embun (kondensasi) yang membuat rempeyek jadi lembap.
- Toples Tidak Rapat: Sekecil apapun celah udara pada toples, itu adalah jalan masuk bagi kelembapan udara dari luar yang merupakan musuh utama kerenyahan.
- Posisi Salah: Menumpuk rempeyek terlalu padat di dalam toples juga bisa membuat bagian bawahnya lebih cepat melempem karena tekanan dan kurangnya sirkulasi udara.
Cara Mengatasinya:
- Sabar Menunggu Dingin: Pastikan rempeyek sudah benar-benar berada di suhu ruang sebelum masuk toples. Sentuh permukaannya, jika sudah tidak ada rasa hangat sedikit pun, berarti sudah aman.
- Gunakan Toples Kedap Udara: Pilih toples dengan segel karet di bagian tutupnya untuk memastikan tidak ada udara yang masuk.
- Alasi dengan Kertas Roti: Sebelum memasukkan rempeyek, alasi dasar toples dengan beberapa lembar kertas roti atau tisu dapur untuk menyerap sisa minyak atau kelembapan. Kamu juga bisa memasukkan silica gel food grade untuk hasil maksimal.
Bonus: Resep Rempeyek Kacang Anti Gagal
Setelah tahu semua solusinya, saatnya praktik!
Bahan:
- 250 gram tepung beras berkualitas baik
- 50 gram tepung tapioka/kanji
- 600 ml santan dari 1/2 butir kelapa (kekentalan sedang)
- 1 sdm larutan air kapur sirih (ambil bagian beningnya saja)
- 10 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya, iris sangat tipis
- 200 gram kacang tanah, potong atau belah dua
- Minyak goreng baru dalam jumlah banyak
Bumbu Halus:
- 5 siung bawang putih
- 3 butir kemiri, sangrai
- 2 cm kencur
- 1 sdt ketumbar bubuk
- 1 sdt garam (atau sesuai selera)
- 1/2 sdt kaldu bubuk
Cara membuat:
1. Siapkan Adonan: Dalam wadah besar, campurkan tepung beras, tepung tapioka, dan bumbu halus. Aduk rata.
2. Tuangkan santan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk menggunakan whisk agar tidak ada gumpalan.
3. Masukkan irisan daun jeruk dan larutan air kapur sirih. Aduk hingga adonan benar-benar licin dan tercampur rata. Pastikan konsistensinya cair dan mengalir.
4. Panaskan Minyak: Panaskan minyak dalam jumlah banyak di atas api sedang-cenderung besar. Pastikan minyak benar-benar panas.
5. Proses Goreng: Ambil 1 sendok sayur adonan. Tambahkan beberapa potong kacang tanah di atasnya.
6. Tuang adonan di pinggiran wajan dengan gerakan melingkar tipis.
7. Siram-siram adonan dengan minyak panas hingga terlepas dari dinding wajan.
8. Goreng hingga berwarna kuning keemasan. Balik sekali saja, dan lanjutkan menggoreng hingga matang sempurna.
9. Angkat dan tiriskan di atas rak kawat dalam posisi berdiri. Biarkan hingga benar-benar dingin sebelum disimpan di toples kedap udara.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa sebenarnya fungsi air kapur sirih pada adonan rempeyek?
Air kapur sirih berfungsi sebagai perenyah alami. Senyawa kalsium di dalamnya membantu memperkuat tekstur adonan saat digoreng, sehingga hasilnya menjadi lebih garing, renyah, dan tidak mudah hancur.
2. Bolehkah saya tidak menggunakan santan dan menggantinya dengan air biasa?
Boleh, namun hasilnya akan berbeda. Santan tidak hanya memberikan rasa gurih yang khas, tetapi kandungan lemaknya juga membantu membuat tekstur rempeyek lebih rapuh dan "prul". Jika hanya menggunakan air, rasanya akan cenderung hambar dan teksturnya sedikit lebih keras.
3. Selain kacang tanah, isian apa lagi yang cocok untuk rempeyek?
Kamu bisa berkreasi dengan banyak isian! Beberapa yang populer adalah ikan teri medan, rebon atau ebi kering, kedelai hitam, atau bahkan irisan cabai untuk rempeyek pedas. Pastikan isian dalam keadaan kering sebelum dicampur ke adonan.
4. Kenapa rempeyek saya terasa langu dari kencur?
Rasa langu biasanya muncul jika kencur yang digunakan kurang segar atau takarannya terlalu banyak. Gunakan kencur segar dan cukup sedikit saja, fungsinya untuk memberikan aroma wangi yang khas, bukan mendominasi rasa.
5. Bolehkah adonan rempeyek disimpan di kulkas untuk digoreng besok?
Sebaiknya tidak. Menyimpan adonan terlalu lama, apalagi di kulkas, bisa mengubah konsistensinya. Tepung akan mengendap dan adonan bisa menjadi lebih berair. Adonan rempeyek paling baik digunakan langsung setelah dibuat untuk hasil yang maksimal.
(brl/tin)RECOMMENDED ARTICLES
- Stop! Jangan goreng ikan asin sebelum tahu 5 trik ini, dijamin gurihnya pas dan daging tidak hancur
- Amankah makan ikan asin setiap hari? Kenali batas aman, bahaya formalin, dan cara cerdas menikmatinya
- Stop bikin dapur bau, ini trik cerdas menyimpan ikan asin agar awet berbulan-bulan tanpa jamuran
- Rahasia ikan asin tidak terlalu asin dan bebas bau amis, ini 3 langkah wajib sebelum dimasak
- Bukan cuma direbus biasa, ini cara tepat mengolah daun ubi agar nutrisinya terjaga dan warnanya cantik
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas