Status musisi legendaris, intip daftar makanan riders Ari Lasso yang gampang ditemukan di minimarket

foto: Instagram/@ari_lasso

Brilio.net - Musisi senior Ari Lasso kembali menjadi sorotan publik, kali ini bukan karena karya barunya, melainkan lewat sebuah unggahan sederhana di media sosial. Unggahan tersebut memperlihatkan daftar permintaan atau riders-nya sebelum manggung, yang ternyata jauh dari kesan mewah yang kerap diasosiasikan dengan artis papan atas.

Bagi yang mungkin belum familiar, riders adalah daftar permintaan khusus seorang artis kepada penyelenggara acara untuk menunjang kenyamanan dan kelancaran penampilan. Namun, Ari Lasso justru menunjukkan pilihan yang sangat membumi.

Alih-alih daftar yang rumit, ruang tunggunya justru dipenuhi oleh jajanan yang mudah ditemui di minimarket terdekat. Penasaran apa saja isinya?

Daftar Riders Sederhana Ari Lasso

Daftar makanan riders Ari Lasso
foto: Instagram/@ari_lasso

Dalam unggahan tersebut, Ari Lasso memperlihatkan meja kecil yang berisi kebutuhan fungsionalnya. Berikut adalah rinciannya:

- Air mineral
- Buah-buahan segar seperti buah naga dan jeruk
- Cokelat, khususnya dark chocolate dengan almond
- Aneka snack bar (seperti Fitbar atau Soy Joy)
- Biskuit dan wafer cokelat (ia menyebut merek Genji)
- Keripik dan kacang-kacangan

Melalui keterangan unggahannya, Ari Lasso menuliskan filosofinya di balik pilihan sederhana ini. Baginya, yang terpenting adalah fokus pada tujuan utama sebagai musisi, bukan memanfaatkan situasi.

"Simplicity is the KEY !! Dan kita adalah Musisi, bukan Pemanfaat Situasi. Ini adalah room refreshment saya, air mineral, buah naga, snack genji 2 pack n fiitbar 2 pack. Kalo saya pengen sesuatu saya beli sendiri misal soy joy, dark coklat with almond etc," tulis Ari Lasso pada Minggu (6/7).

Pesan untuk Musisi Generasi Baru

Daftar makanan riders Ari Lasso
foto: Instagram/@ari_lasso

Lebih dari sekadar menunjukkan kesederhanaan, unggahan ini juga membawa pesan mendalam bagi para musisi, terutama generasi baru. Ari Lasso mengkritik mentalitas ‘aji mumpung’ yang menurutnya masih sering ditemui pada musisi yang sedang naik daun.

Ia menekankan bahwa hubungan antara musisi dan promotor seharusnya bersifat kemitraan yang saling mendukung, bukan ajang untuk menuntut hal-hal yang tidak perlu.

"Kenapa ini saya tulis..dengan karier yg sudah lebih dari 30 tahun, Kita tidak merasa perlu meng 'ADA ADAkan' raiders, dan bersikap tidak dewasa atau ngambek bahkan kampungan saat ada minor miss sampe terjadi gesekan dengan LO/EO/promotor. Karena EO/ Promotor bukanlah Badan yang harus kita peras, namun adalah partner, tanpa mereka 'roda tidak berjalan lancar'," jelasnya seperti dikutip BrilioFood, Selasa (8/7).

Pandangannya ini bukan tanpa dasar. Ari Lasso mengaku pernah terlibat dalam dunia event organizer (EO) sejak 2009, sehingga ia memahami tantangan yang dihadapi penyelenggara acara untuk memenuhi keinginan artis.

"Dari dulu hingga kini sering senyum kecut, ketawa miris, melihat perilaku adik2 band / musisi2 baru yg ‘sedang bersinar’ yg kadang raiders or refreshment nya MBOTEN MBOTEN MAWON. Suka mengurut dada, kayak ada ‘AJI MUMPUNG’ mumpung lg di atas," tulisnya.

Fondasi Karier Jangka Panjang

Pada akhirnya, Ari Lasso menekankan bahwa kunci karier yang awet tidak hanya ditentukan oleh popularitas, tetapi juga oleh profesionalisme, manajemen diri, dan komunikasi yang baik. Ia bahkan menyebut bahwa grup legendaris sekelas Dewa 19 juga dikenal memiliki riders yang bersahaja.

"Bahkan arilasso band n @officialdewa19 sampe dpt julukan, band lejen dgn raiders yg bisa dibeli di Indo/Alfamart. Tulisan ini lbh kepada SELF REMINDER, bahwa di atas itu memang enak, tapi jatuh terbanting jg sangat menyakitkan....Just REMEMBER WHERE WE CAME FROM, HIDUP MUSIK INDONESIA," pungkasnya.

Pesan yang disampaikannya menjadi pengingat bahwa di puncak popularitas sekalipun, profesionalisme dan kerendahan hati tetap menjadi fondasi yang utama.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Selain makanan, apa lagi sih yang biasanya ada di dalam riders artis?

Selain makanan dan minuman, riders biasanya mencakup permintaan teknis (spesifikasi sound system, lighting, instrumen), akomodasi (hotel bintang berapa, jumlah kamar), transportasi (jenis mobil, tiket pesawat), hingga keamanan (jumlah personel bodyguard).

2. Apakah riders yang sederhana berarti bayaran artisnya lebih murah?

Tidak selalu. Riders dan honor (fee) adalah dua hal yang dinegosiasikan secara terpisah. Riders lebih fokus pada kenyamanan dan kebutuhan penunjang penampilan, sedangkan honor adalah bayaran profesional atas penampilan mereka. Artis dengan riders sederhana bisa saja memiliki honor yang sangat tinggi.

3. Di artikel disebut istilah LO/EO, apa sih bedanya?

EO (Event Organizer) adalah pihak yang merancang dan menyelenggarakan keseluruhan acara. Sementara LO (Liaison Officer) adalah orang dari pihak EO yang ditugaskan khusus untuk mendampingi dan melayani kebutuhan seorang artis atau band selama acara berlangsung, mulai dari penjemputan hingga kepulangan.

4. Kalau permintaan riders artis tidak dipenuhi oleh promotor, apa yang terjadi?

Tergantung pada kontrak dan seberapa krusial permintaan tersebut. Jika yang tidak terpenuhi adalah hal teknis yang vital (misal, spesifikasi mikrofon), artis berhak menolak tampil. Namun, jika hanya permintaan minor (misal, merek air mineral yang salah), biasanya diselesaikan dengan diskusi. Sikap dewasalah yang diuji di sini, seperti yang ditekankan Ari Lasso.

5. Apakah sikap 'aji mumpung' dengan riders ribet ini benar-benar bisa merusak karier musisi?

Sangat bisa. Promotor dan EO memiliki komunitas mereka sendiri. Jika seorang musisi dikenal sulit diajak bekerja sama, suka menuntut, dan tidak profesional, kabar tersebut akan cepat menyebar. Akibatnya, promotor akan berpikir dua kali untuk mengundangnya di acara-acara selanjutnya, yang secara perlahan bisa memengaruhi keberlangsungan kariernya.

(brl/tin)