1. Daging sudah tidak segar.

foto: Unsplash/Cindie Hansen

Seperti membuat masakan berbahan daging lainnya, usahakan untuk memilih daging yang masih dalam kondisi segar dan warnanya masih cerah. Jika tidak, selain berisiko keras, daging yang sudah tidak segar biasanya sudah terkontaminasi bakteri.

2. Menggunakan daging rendah lemak.

foto: Unsplash/Kyle Mackie

Membuat rendang biasanya butuh waktu cenderung lama. Nah, biar daging nggak mudah hancur, kamu bisa memilih bagian daging paha sapi bagian luar atau belakang. Bagian ini selain lebih padat dagingnya, juga lebih rendah lemak. Karena, jika daging rendah lemak, bisa-bisa jadi mudah alot, lho.

3. Tidak sering mengaduk rendang saat dimasak.

foto: Unsplash/Gaelle Marcel

Lantaran dibuat pakai santan, penting untuk mengaduk rendang saat dimasak secara berkala agar santan tidak pecah. Di samping itu, dengan sering diaduk juga membantu bumbu rendang lebih meresap. Kamu bisa mengaduk rendang setiap 10 menit sekali saat dimasak.

4. Bumbunya kurang banyak.

foto: Unsplash/Calum Lewis

Masakan khas Nusantara identik dengan bumbunya yang meresap dan berasa, terutama yang pakai rempah-rempah seperti rendang. Makanya saat memasak rendang sebaiknya nggak usah pelit-pelit dalam menggunakan bumbu. Jika mengikuti resep, sebaiknya gunakan takaran yang tepat dan sama seperti di keterangan resep rendang.

5. Memotong daging terlalu tipis maupun tebal.

foto: Unsplash/Frank Zhang

Hanya dari memotong dagingnya saja bisa mempengaruhi hasil rendang, lho. Jika terlalu tebal maupun tipis, justru bikin dagingnya bisa jadi alot. Idealnya, kamu bisa menimbang setiap potongan daging seberat 50 sampai 70 gram.