Brilio.net - Kebiasaan mengumpulkan kue atau penganan sisa dari sebuah acara rapat atau hajatan seringkali identik dengan ibu-ibu. Tujuannya mulia, yaitu agar makanan tidak terbuang sia-sia. Belum lama ini, aksi Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, yang dengan santai memindahkan kue dari satu kotak ke kotak lain usai rapat juga sempat menarik perhatian publik.
Namun, siapa sangka jika kebiasaan baik ini juga dilakukan oleh para bapak-bapak, bahkan sekelas menteri. Baru-baru ini, giliran Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang aksinya terekam kamera dan menjadi perbincangan hangat.
Zulkifli Hasan mengumpulkan kue
foto: TikTok @amanat_nasional
Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok resmi Partai Amanat Nasional (PAN) pada Selasa (29/7), terlihat Zulkifli Hasan berada di sebuah ruang rapat yang tampaknya baru saja selesai atau sedang jeda ishoma. Dengan santai, ia memeriksa satu per satu kotak kue yang masih utuh di atas meja.
Zulkifli Hasan mengumpulkan kue
foto: TikTok @amanat_nasional
Nagasari keras saat dingin? Ternyata ini 7 kesalahan yang sering kamu lakukan, yuk perbaiki!
Zulkifli Hasan mengumpulkan kue
foto: TikTok @amanat_nasional
Ia kemudian membuka beberapa kotak, mengambil isinya, dan mengumpulkannya ke dalam satu kotak kue yang ia pegang hingga penuh menggunung. Di tengah aksinya, ia sempat mengambil satu buah kue untuk dirinya sendiri.
“Nah ini buat aku,” demikian tulisan yang tertera dalam video, dikutip BrilioFood dari akun TikTok @amanat_nasional, Rabu (30/7).
Setelah kotaknya penuh, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas ini berjalan keluar ruangan dan menghampiri timnya yang sedang duduk berkumpul.
Zulkifli Hasan mengumpulkan kue
foto: TikTok @amanat_nasional
“Makanan masih banyak banget. Tadi baru-baru,” ujar Zulhas seraya menyodorkan kotak kue tersebut kepada para staf wanitanya.
Salah seorang dari mereka sempat menanyakan apakah atasannya itu sudah makan.
Zulkifli Hasan mengumpulkan kue
foto: TikTok @amanat_nasional
“Pak Zulhas sudah makan siang, Pak?” tanyanya.
“Aku baru mau (makan siang). Aku ambil satu,” jawab Zulhas sambil menunjukkan satu penganan yang ia pegang. Ia kemudian berpesan, “Pokoknya kita jangan ada makanan yang tersisa.”
Zulkifli Hasan mengumpulkan kue
foto: TikTok @amanat_nasional
Sambil mengacungkan jempol dan pamit pergi, para stafnya pun kompak mengucapkan terima kasih. Aksi sederhana ini menuai banyak pujian karena dinilai menunjukkan kepedulian dan memberikan contoh yang baik tentang pentingnya tidak membuang-buang makanan.
Tanya Jawab (FAQ) Seputar Isu Tidak Menyisakan Makanan
Aksi yang dilakukan Zulkifli Hasan adalah pengingat penting tentang masalah sisa makanan atau food waste. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait isu ini.
1. Kenapa kita harus menghabiskan makanan di piring? Bukankah itu hanya sisa sedikit?
Meskipun terlihat sepele, menghabiskan makanan di piring adalah sebuah kebiasaan kecil yang berdampak besar. Ada beberapa alasan penting di baliknya:
- Menghargai Proses: Di balik sepiring nasi ada kerja keras petani, proses distribusi yang panjang, dan energi yang digunakan untuk memasaknya. Menyisakannya sama dengan tidak menghargai seluruh rantai proses tersebut.
- Menghemat Uang: Dalam lingkup rumah tangga, sisa makanan yang terbuang adalah uang yang ikut terbuang. Jika diakumulasikan, nilainya bisa sangat signifikan dalam sebulan.
- Membentuk Kebiasaan Baik: Ini adalah latihan disiplin diri untuk mengambil makanan secukupnya sesuai kemampuan, bukan berdasarkan keinginan sesaat. Kebiasaan ini akan terbawa ke aspek kehidupan lainnya.
2. Apa dampak nyata dari membuang makanan terhadap lingkungan dalam skala besar?
Dampaknya sangat serius dan seringkali tidak kita sadari. Saat sisa makanan dari rumah, restoran, atau pasar menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), ia akan membusuk tanpa oksigen dan menghasilkan gas metana (CH). Gas metana ini adalah gas rumah kaca yang daya rusaknya terhadap lapisan ozon lebih dari 25 kali lipat lebih kuat dibandingkan karbon dioksida (CO). Selain itu, membuang makanan juga berarti kita telah menyia-nyiakan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksinya, seperti:
- Air bersih untuk irigasi.
- Lahan pertanian yang subur.
- Energi dan bahan bakar untuk transportasi dan pengolahan.
3. Selain rugi secara pribadi, apa risiko ekonomi dari membuang makanan dalam skala besar?
Dalam skala nasional atau global, food waste menyebabkan kerugian ekonomi yang masif di berbagai tingkatan:
- Kerugian bagi Petani: Produk yang tidak laku atau rusak dalam distribusi adalah kerugian langsung bagi produsen.
- Biaya Logistik yang Sia-sia: Biaya transportasi dan pendinginan untuk makanan yang akhirnya dibuang menjadi tidak efisien.
- Beban Pengelolaan Sampah: Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk mengelola sampah makanan di TPA, mulai dari biaya operasional truk sampah hingga pemeliharaan lahan TPA itu sendiri. Dana ini seharusnya bisa dialokasikan untuk sektor lain yang lebih produktif seperti pendidikan atau kesehatan.
4. Bagaimana bisa ada masalah kelaparan di dunia jika begitu banyak makanan yang terbuang?
Ini adalah paradoks yang paling menyedihkan. Menurut data PBB, sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi di dunia hilang atau terbuang setiap tahunnya. Jumlah ini lebih dari cukup untuk memberi makan semua orang yang kelaparan di seluruh dunia. Masalahnya terletak pada distribusi yang tidak merata dan inefisiensi dalam rantai pasok pangan. Makanan melimpah di negara-negara maju dan perkotaan, namun sulit diakses oleh masyarakat di daerah miskin atau terpencil. Mengurangi sampah makanan di tingkat konsumen dan memperbaiki sistem distribusi adalah dua kunci untuk membantu mengatasi masalah kelaparan global.
5. Apa saja langkah-langkah sederhana yang bisa saya lakukan untuk mengurangi sisa makanan di rumah?
Mengurangi sampah makanan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil dan praktis di rumah:
- Buat Rencana Makan (Meal Plan): Rencanakan menu masakan untuk seminggu ke depan. Dengan begitu, kamu hanya akan membeli bahan makanan yang benar-benar dibutuhkan.
- Belanja dengan Cerdas: Buat daftar belanja sebelum ke pasar atau supermarket dan patuhi daftar tersebut. Hindari membeli karena lapar mata.
- Simpan Makanan dengan Benar: Pelajari cara menyimpan sayur, buah, dan bahan makanan lainnya agar awet lebih lama. Gunakan wadah kedap udara dan manfaatkan kulkas dengan optimal.
- Prinsip "First In, First Out" (FIFO): Letakkan bahan makanan yang lebih lama di bagian depan kulkas atau lemari agar digunakan lebih dulu.
- Olah Sisa Makanan: Jadilah kreatif! Sisa nasi bisa jadi nasi goreng. Potongan sayur bisa jadi isian telur dadar atau campuran sup.
- Pahami Label Kedaluwarsa: Bedakan antara "Best Before" (kualitas terbaik sebelum tanggal tersebut, tapi masih aman dikonsumsi setelahnya) dan "Use By" (harus dikonsumsi sebelum tanggal tersebut karena alasan keamanan).