"Terus yang paling penting itu minim asep ya, soalnya kalau kita tinggal di daerah perumahan kalau terlalu banyak asep itu nggak enak banget, nah ini (briket) itu sangat membantu banget karena asapnya itu sangat minim," jelas Akabila dikutip BrilioFood dari YouTube/Dapur Akabila pada Selasa (29/11).

Dilansir repository.ipb.ac.id, menurut riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2008-2012 lalu, briket terbuat dari bahan bakar yang dicampur dengan limbah organik atau limbah pertanian yang dikenal dengan istilah biomassa. Sehingga, briket ini disebut-sebut lebih ramah lingkungan dibanding arang biasa.

foto: YouTube/Dapur Akabila

pemilik channel YouTube tersebut juga menjelaskan, briket ini punya keunggulan lain dibanding arang biasa, yaitu lebih panas, tahan lama, ampas abunya sedikit, dan bebas bahan kimia berbahaya. Cara membakarnya juga kurang lebih sama seperti saat membakar arang biasa. Briket bisa dibakar di atas kompor terlebih dahulu sebelum dipakai untuk membakar sate.

foto: YouTube/Dapur Akabila

Di samping itu, untuk membakar briket ini juga bisa pakai panas dari api torch. Caranya, susun briket di tungku panggangan, lalu letakkan selembar tisu di antara briket sebagai penghantar panas. Kemudian baru bakar tisu serta briketnya pakai torch sampai panasnya menyebar ke seluruh briket. Kalau briket sudah menyala, artinya siap dipakai untuk membakar sate maupun makanan lainnya.

foto: YouTube/Dapur Akabila

Briket ini bisa dibeli di pasaran maupun di produsennya langsung. Menilik sejumlah platform online shop, harga briket per kilogramnya beragam, yakni mulai Rp 8.000 sampai Rp 25.000-an. Nah, kalau kamu lebih memilih pakai arang biasa atau beralih ke briket nih?