Pantas hasilnya gagal, ini 5 kesalahan umum saat masak pare yang bikin makin pahit dan lembek
Diperbarui 7 Agt 2025, 12:44 WIB
Diterbitkan 7 Agt 2025, 13:00 WIB

Brilio.net - Sudah coba berbagai resep dari internet, mengikuti tips dari kerabat, bahkan sampai meremasnya dengan garam sekuat tenaga, tapi kenapa pare masakanmu tetap saja berakhir pahit, layu, dan warnanya kusam tidak menarik? Rasanya frustrasi sekali, kan? Niat hati ingin menyajikan hidangan sehat dan lezat, yang terjadi malah trauma dengan rasa pahit yang seolah menempel di lidah. Kamu pun mulai berpikir, "Apa memang nasibku tidak bisa menaklukkan sayuran ini?"
Tunggu dulu, jangan buru-buru menyerah dan memasukkan pare ke dalam daftar hitam bahan masakan. Sering kali, kegagalan dalam mengolah pare bukan terletak pada resep yang salah, melainkan pada kesalahan-kesalahan mendasar yang tidak disadari. Dari cara memilihnya di pasar hingga teknik memasak yang keliru, ada beberapa 'jebakan' yang membuat hasil akhir masakan jauh dari harapan. Yuk, bareng-bareng BrilioFood bedah tuntas satu per satu, jangan-jangan selama ini kamu tanpa sadar melakukan salah satunya.
Kesalahan 1: Salah Pilih 'Calon' Pare di Pasar
Kesuksesan mengolah pare dimulai jauh sebelum kamu menyalakan kompor, yaitu saat memilihnya di pasar atau supermarket. Ini adalah langkah fundamental yang paling sering diabaikan.
Apa yang Salah?
Banyak yang beranggapan semua pare sama saja. Padahal, tingkat kematangan dan jenis pare sangat memengaruhi level kepahitannya. Kamu mungkin cenderung mengambil pare yang berwarna hijau tua pekat, berukuran kecil, dengan kerutan yang rapat dan tajam. Ini adalah sebuah kekeliruan besar. Pare dengan ciri-ciri seperti ini biasanya sudah lebih tua dan menyimpan senyawa pahit yang lebih pekat.
Bagaimana Seharusnya?
Jadilah pemilih yang cerdas. Carilah pare dengan karakteristik berikut:
- Warna: Pilih yang berwarna hijau muda segar. Warna yang lebih terang menandakan pare tersebut masih muda dan kandungan pahitnya belum maksimal.
- Bentuk dan Ukuran: Usahakan mencari pare yang berukuran lebih besar dan lurus.
- Alur/Kerutan: Perhatikan alur atau kerutan di permukaannya. Pare dengan alur yang lebih lebar dan tidak terlalu dalam cenderung tidak sepahit pare yang keriputnya rapat dan tajam.
- Tekstur: Tekan perlahan. Pare yang bagus akan terasa padat dan keras, bukan yang sudah agak empuk atau layu.
Dengan memilih pare yang tepat sejak awal, setengah dari perjuanganmu melawan rasa pahit sudah berhasil.
Kesalahan 2: Bagian Putihnya Tidak Dibersihkan Maksimal
Oke, kamu sudah berhasil membawa pulang pare terbaik. Langkah selanjutnya adalah membersihkannya. Banyak yang tahu bijinya harus dibuang, tapi sering kali melupakan 'musuh' yang sesungguhnya.
Apa yang Salah?
Setelah membelah pare, kamu hanya fokus membuang bijinya saja. Sementara itu, lapisan selaput tebal berwarna putih yang menempel di bagian dalam daging buahnya kamu biarkan begitu saja. Padahal, inilah pusat konsentrasi rasa pahit pada pare. Mengabaikan bagian ini sama saja seperti membiarkan sumber masalah tetap ada di masakanmu.
Bagaimana Seharusnya?
Ambil sebuah sendok makan. Setelah membelah pare dan membuang bijinya, gunakan ujung sendok yang agak tajam untuk mengeruk seluruh bagian putih di dalam pare. Keruk hingga yang tersisa hanyalah bagian daging buahnya yang berwarna hijau muda. Lakukan ini secara menyeluruh dari ujung ke ujung. Kamu akan kaget betapa banyaknya bagian putih yang bisa diangkat. Proses ini secara drastis akan mengurangi rasa pahit bawaan pare.
Kesalahan 3: Merebus Terlalu Lama dengan Niat 'Menghilangkan Pahit'
Ini adalah kesalahan klasik yang ironisnya justru merusak segalanya: tekstur, warna, dan bahkan nutrisi.
Apa yang Salah?
Karena takut pahit, kamu merebus irisan pare dalam waktu yang sangat lama, mungkin 5-10 menit, dengan harapan seluruh rasa pahitnya akan larut dalam air. Hasilnya? Pare memang tidak sepahit sebelumnya, tapi berubah menjadi lembek, teksturnya hancur, dan warnanya berubah dari hijau segar menjadi hijau kusam kekuningan yang sama sekali tidak menggugah selera.
Bagaimana Seharusnya?
Pahami perbedaan antara "merebus" dan "blansir" (blanching). Untuk pare, tujuan kita adalah blansir, bukan merebus hingga matang.
- Blansir: Didihkan air (bisa ditambahkan sedikit garam atau gula). Setelah mendidih, masukkan irisan pare dan masak hanya selama 1-2 menit. Tujuannya adalah untuk 'mengejutkan' pare, mengurangi sedikit rasa pahit, dan menjaga warnanya tetap cerah.
- Hentikan Proses Masak: Segera setelah 1-2 menit, angkat pare dan langsung masukkan ke dalam wadah berisi air es. Ini akan menghentikan proses memasak secara instan, membuat warnanya tetap hijau menyala dan teksturnya tetap renyah (krenyes).
Kesalahan 4: Takut Memberi Bumbu yang 'Medok'
Setelah bersusah payah mengurangi rasa pahitnya, banyak orang justru melakukan kesalahan di tahap akhir: membumbuinya dengan 'malu-malu'.
Apa yang Salah?
Kamu menumis pare yang sudah diolah hanya dengan irisan bawang putih, bawang merah, dan sedikit garam. Ini tidak cukup. Pare memiliki karakter rasa yang kuat, meskipun pahitnya sudah berkurang, ia masih menyisakan sedikit jejak rasa getir yang khas. Jika 'lawan'-nya hanya bumbu yang ringan, sisa rasa getir itu akan tetap dominan dan terasa di lidah.
Bagaimana Seharusnya?
Anggap pare sebagai kanvas yang butuh cat tebal dan berwarna. Kamu harus berani memberinya 'teman' rasa yang kuat untuk menyeimbangkan dan melengkapi karakternya. Jangan takut untuk menggunakan bumbu-bumbu 'medok' seperti:
- Rasa Gurih Umami: Gunakan ebi (udang kering), terasi, tauco, atau ikan teri. Aroma dan rasa asin-gurihnya yang kuat sangat ampuh untuk 'bertarung' dengan sisa rasa pahit.
- Rasa Pedas: Jangan ragu menambahkan banyak irisan cabai rawit atau cabai merah. Rasa pedas akan memberikan sensasi lain di lidah yang mengalihkan perhatian dari rasa pahit.
- Rempah Lain: Bumbu seperti kemiri yang dihaluskan atau sedikit kencur juga bisa memberikan dimensi rasa baru yang kompleks dan nikmat.
Sebagai contoh, coba tumis pare dengan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, dan terasi bakar, lalu tambahkan irisan cabai dan ebi. Dijamin, rasanya akan jauh lebih kaya dan nikmat.
Kesalahan 5: Salah Kaprah Saat Menggunakan Garam untuk Meremas
Metode meremas pare dengan garam adalah yang paling populer, tapi juga paling sering salah diaplikasikan.
Apa yang Salah?
Ada dua kesalahan umum di sini. Pertama, menggunakan garam terlalu banyak, yang membuat pare menjadi sangat asin. Kedua, setelah diremas dan mengeluarkan air, kamu tidak membilasnya dengan benar, sehingga rasa asin dari garam tetap menempel. Hasil akhirnya adalah pare yang tidak hanya pahitnya berkurang sedikit, tapi juga keasinan dan teksturnya sangat layu seperti kain pel.
Bagaimana Seharusnya?
Jika kamu tetap ingin menggunakan metode ini, lakukan dengan benar.
- Gunakan Garam Secukupnya: Untuk satu buah pare besar, cukup gunakan sekitar satu sendok teh garam.
- Remas Perlahan: Remas-remas irisan pare dengan garam secara perlahan hingga ia mengeluarkan air dan menjadi lemas. Diamkan sekitar 10 menit.
- Bilas Hingga Bersih: Ini langkah krusial. Bilas pare di bawah air mengalir sambil sedikit diperas perlahan. Pastikan semua sisa garam dan air pahitnya hilang. Cicipi sepotong kecil untuk memastikan tidak ada rasa asin yang berlebihan.
- Pahami Konsekuensinya: Sadari bahwa metode ini pasti akan membuat tekstur pare menjadi lebih lembut dan tidak akan bisa krenyes seperti metode blansir atau tumis langsung.
Rangkuman Cepat Anti Gagal
Agar lebih mudah diingat, berikut adalah ringkasan masalah dan solusinya dalam format tabel.
Masalah yang Ditemui | Kemungkinan Kesalahan | Solusi Cerdas |
---|---|---|
Pare sangat pahit | Salah pilih pare (terlalu tua) | Pilih pare hijau muda dengan alur lebar. |
Pahitnya masih terasa kuat | Bagian putih dalam tidak bersih | Keruk selaput putihnya dengan sendok hingga tuntas. |
Pare lembek & warna kusam | Merebus terlalu lama | Cukup blansir 1-2 menit, lalu siram air es. |
Rasa masakan 'nanggung' | Bumbu terlalu minimalis/ringan | Gunakan bumbu kuat: ebi, terasi, tauco, atau banyak cabai. |
Pare jadi asin & terlalu layu | Salah pakai metode remas garam | Gunakan sedikit garam & bilas sampai benar-benar bersih. |
Sekarang kamu sudah tahu di mana letak kesalahan-kesalahan yang mungkin selama ini kamu lakukan. Mengolah pare hingga lezat itu bukan ilmu sihir, melainkan teknik yang bisa dipelajari.
Tanya Jawab (FAQ) Lainnya Seputar Pare
1. Apakah pare bisa dimakan mentah seperti di lalapan?
Bisa. Pare mentah sering dijadikan lalapan, terutama di beberapa daerah di Indonesia. Untuk mengurangi pahitnya saat akan dilalap mentah, iris tipis pare lalu remas dengan garam, bilas bersih, dan sajikan dingin.
2. Benarkah bentuk pare memengaruhi rasanya? Ada pare gajih, pare kodok, dll.
Secara umum, ya. Pare gajih atau pare putih yang bentuknya lebih besar dan warnanya pucat cenderung memiliki rasa pahit yang jauh lebih ringan dibandingkan pare hijau biasa (pare kodok) yang ukurannya lebih kecil dan keriput.
3. Bolehkah menyimpan pare yang sudah diiris di dalam kulkas?
Sebaiknya jangan. Pare yang sudah diiris akan lebih cepat kehilangan kesegarannya dan menjadi layu. Simpan pare dalam keadaan utuh dan belum dicuci di dalam kulkas. Iris dan olah sesaat sebelum akan dimasak.
4. Apakah daun pare bisa dimasak juga?
Ya, daun pare juga bisa diolah menjadi masakan seperti ditumis atau direbus untuk jamu. Rasanya juga pahit, mirip dengan buahnya, dan dipercaya memiliki banyak khasiat kesehatan.
5. Bagaimana cara menghilangkan bau langu khas dari pare?
Bau langu biasanya akan berkurang atau hilang bersamaan dengan proses pengolahan untuk mengurangi rasa pahit, seperti blansir atau ditumis dengan bumbu yang kuat dan aromatik (terasi, ebi, bawang). Memastikan bagian dalam pare bersih juga sangat membantu.
(brl/tin)RECOMMENDED ARTICLES
- 3 Resep andalan olah pare antigagal: Dari tumis ebi sampai lalapan, semua tak pahit dan masih hijau
- Tak perlu pakai asam jawa dan kunyit, ini cara bikin minuman kolagen dari 1 sayuran, bebas garis halus
- Bukan diremas garam, ini trik jitu olah pare biar nggak pahit tapi tetap hijau dan renyah
- Bosan ditumis? Ini 4 resep olahan daun ubi jalar dari gulai creamy sampai lalapan cocol sambal terasi
- Bukan cuma direbus biasa, ini cara tepat mengolah daun ubi agar nutrisinya terjaga dan warnanya cantik
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas