Viral kue pancong lumer setengah matang, tapi amankah dikonsumsi? Dokter ini bagikan penjelasnnya

Instagram/@drkevinmak

Brilio.net - Kue pancong kembali jadi perbincangan hangat di media sosial setelah muncul tren baru menyantapnya dalam kondisi setengah matang. Teksturnya yang lembut di luar tapi lumer di bagian dalam membuat banyak orang penasaran untuk mencoba. Tak sedikit food vlogger yang ikut me-review kue ini, menyebut sensasinya mirip perpaduan antara kue pancong klasik dan lava cake yang creamy.

Fenomena ini membuat banyak penjual mulai menjajakan versi "pancong lumer" dengan tingkat kematangan hanya 1/4 atau setengah matang. Penampilan kue yang menggoda dengan lelehan adonan kelapa di bagian tengah berhasil menarik minat pembeli, terutama di kalangan anak muda yang gemar mencoba makanan viral. Namun di balik tampilannya yang menggugah selera, muncul pertanyaan besar tentang keamanannya untuk dikonsumsi.

Pasalnya, adonan kue pancong biasanya terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, santan, dan sedikit gula. Jika tidak matang sempurna, campuran bahan ini berisiko menjadi tempat berkembangnya bakteri, terutama karena adanya kandungan santan dan kelapa yang mudah basi pada suhu ruang. Hal tersebut pernah dijelaskan langsung oleh seorang dokter sekaligus konten kreator pemilik akun Instagram @drkevinmak.

Berikut penjelasnnya lebih lanjut yang telah BrilioFood himp dari Instagram @drkevinmak pada Senin (27/10).

Mengonsumsi kue pancong setengah matang, benarkan aman?

foto: Instagram/@drkevinmak

Kue pancong lumer ini membuat sejumlah dokter dan ahli gizi turut buka suara, termasuk dr. Kevin. Menurut dokter umum ini, bagian tengah kue pancong yang belum matang justru bisa jadi tempat berkembang biaknya bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. coli.

"Bagian tengah yang belum matang itu bisa jadi playground-nya bakteri," ujarnya.

Apalagi kalau adonan kue dibuat dari santan yang sudah disimpan lama. Kombinasi santan dan suhu ruang bisa menciptakan kondisi ideal buat bakteri tumbuh dengan cepat. Penelitian di jurnal Applied Microbiology (1967) juga membuktikan bahwa santan mentah dapat mendukung pertumbuhan Salmonella jika tidak dipanaskan dengan benar.

foto: Instagram/@drkevinmak

Selain itu, studi di Malaysia yang dimuat di researchgate.net menemukan bahwa santan segar yang dijual di pasar tradisional mengandung E. coli dalam jumlah cukup tinggi. Artinya, kalau kue pancong dibuat dari bahan seperti ini dan dimasak setengah matang, risiko keracunan makanan jadi makin besar. Dampaknya bisa mulai dari gejala ringan seperti mual dan sakit perut, sampai yang lebih serius seperti diare dan muntah hebat, sebagaimana dijelaskan oleh Healthline dalam artikel tentang keracunan makanan.

Jadi, meski tampilan kue pancong lumer memang menggoda, sebaiknya tetap berhati-hati. Pastikan bahan yang dipakai masih segar, terutama santannya, dan pastikan proses memasaknya benar-benar matang. Tekstur "setengah matang" mungkin terasa lebih creamy dan enak, tapi risiko kesehatannya juga nggak bisa disepelekan. Kalau mau aman, lebih baik menikmati kue pancong dalam versi matang sempurna, tetap gurih, tetap nikmat, tapi tanpa bikin khawatir soal kesehatan.

Risiko keracunan yang pernah terjadi.

foto: Instagram/@sibungbung

Seperti yang dijelaskan, mengonsumsi kue pancong yang tidak matang sempurna ini dapat menybabkan keracunan, seperti gangguan pencernaan. Hal tersebut ternyata sudah pernah dialami oleh seorang orang, termasuk salah satu warganet yang memberikan komentar di unggahan dr. Kevin.

"Pernah makan, udahnya beneran sakit perut," tulis akun Instagram @guztiputra.

"aku malah makan gituan jadi keracunan," komentar akun Instagram @starlightnim.

"Team pancong mateng, soalnya pernah keracunan makan yang setengah mateng wkwkwkwk," papar Instagram @starlightnim.

 

(brl/ola)